Salah seorang warga yang sempat dititipi korban oleh Muji adalah Tumini (55). Pemilik sebuah warung makan di Desa Jatirejo, Nganjuk, ini bercerita, suatu ketika dihampiri dua lelaki yang berboncengan motor. "Waktu itu bulan Januari. Lelaki yang dibonceng, perawakannya tinggi besar tapi teriak minta tolong. Saya heran, orang tidak apa-apa, kok, minta tolong," kisah Tumini.
Saat turun dari motor, pria yang kemudian diketahui bernama Romadhon itu sempoyongan dan wajahnya pucat. Tubuhnya juga basah oleh keringat. "Karena kelihatannya sakit, saya persilakan duduk di ruang tamu." Oleh sang pembonceng, Romadhon disebutkan mabuk karena kebanyakan makan bakso. "Saya heran, orang makan bakso, kok, bisa mabuk?"
Meski sudah diberi minuman hangat dan dikeroki, "Keadaanya makin parah. Suami saya lalu memanggil petugas kesehatan. Nah, temannya juga ikut pergi, katanya mau memanggilkan keluarganya. Anehnya, dompet orang yang sakit yang katanya berisi Rp 3 juta ikut dibawa pergi." Dua jam setelah dibawa ke rumah sakit, nyawa Romadhon tak tertolong.
"Sekarang saya baru tahu, ternyata orang itu yang namanya Mujianto dan sudah sering meracun korbannya," ujar Tumini dengan wajah masygul.
Gandhi