Cerita Keluarga Korban Bus Karunia Bakti (2)

By nova.id, Selasa, 21 Februari 2012 | 07:36 WIB
Cerita Keluarga Korban Bus Karunia Bakti 2 (nova.id)

Aisah dikenang Jimin sebagai pribadi yang selalu menjaga agama dan menekankan pendidikan kepada kedua anaknya. "Karena itu dia memutuskan bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Pemasukan saya sebagai buruh kebun yang dibayar harian sangat kurang," ungkapnya.

Satu yang selalu dikenang Jimin, sang istri selalu mengingatkan dirinya untuk melaksanakan salat lima waktu. "Kalau telat sedikit saja, bisa marah dia. Perbedaan usia kami memang sangat jauh. Umurnya baru 27 tahun, tapi pikirannya lebih dewasa."

Diakui Jimin, tak ada firasat apapun musibah ini akan menimpa keluarganya. "Semua seperti biasa saja, seperti hari-hari sebelumnya. Memang paginya dia mengeluh badannya capek. Saya bilang kalau capek jangan kerja dulu, tapi dia maksa kerja. Mungkin ini sudah takdir."

Jimin berharap kejadian ini menjadi titik awal para pengguna jalan untuk lebih berhati-hati dan waspada. Pria berambut cepak ini juga berharap agar pengemudi bus dihukum setimpal. "Saya berterimakasih atas bantuan beberapa pihak, termasuk pengusaha bus dan Jasa Marga yang sudah memberi tunjangan. Juga bos bakso tempat istri saya bekerja yang membantu pelaksanaan tahlil bagi arwah istri saya."

Laju Bus Tak Terkendali

Saat ini, polisi sudah menetapkan Lukman Iskandar, sopir bus Karunia Bakti yang menewaskan 14 orang dalam kecelakan Cisarua ini sebagai tersangka. Rencananya, polisi juga akan menjerat Lukman dengan pasal pembunuhan seperti yang ditetapkan untuk kasus Afriani. "Ancaman hukuman bisa mencapai 12 tahun," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Ajun Komisaris Zainal Abidin, Selasa lalu.

Sampai hari ini polisi terus memeriksa Lukman, termasuk melakukan tes urine dan kejiwaan. "Dari tes urine, hasilnya negatif. Kami juga telah memeriksa puluhan saksi yang mengetahui kecelakaan itu," lanjut Zainal yang juga masih menunggu hasil dari Laboraturium Forensik Mabes Polri.

Menurut Zainal, kecelakaan maut ini akibat rem yang tidak berfungsi. "Sopir pun tidak bisa mengendalikan laju busnya," kata Zainal yang belum bisa menyimpulkan apakah kecelakaan ini murni kelalaian atau ada unsur kesengajaan.

Setelah kecelakaan tersebut, Lukman memang sempat kabur dan bersembunyi di rumahnya di Garut. "Setelah kami cek ke PO busnya, akhirnya kami tangkap di rumahnya di Garut. Dia juga mengakui, rem busnya blong dan minta maaf ke keluarga para korban atas kejadian ini."

 Sukrisna, Edwin