"Sebelumnya tak pernah terpikirkan akan menjadikannya sebagai usaha, tapi respon mereka bagus. Akhirnya saya mulai bikin agak banyak supaya ada stok ketika ada permintaan. Waktu itu, saya bikin hanya dari kulit sapi dan ular piton, bekerjasama dengan pengrajin kulit lokal. Desain saya bikin sendiri," ujar perempuan berambut panjang ini. Lantaran dibuat dari kulit asli, tas dan tas pesta tidak bisa diproduksi dalam bentuk yang sama persis.
"Satu model biasanya saya buat 2-3 buah dengan warna atau tekstur berbeda-beda. Bahannya memang terbatas, bisa saja kulitnya hanya cukup untuk dua tas saja, itu pun dengan warna atau model berlainan. Pembuatannya pun lama karena semuanya dibuat dengan tangan. Satu desain biasanya butuh waktu 3-4 bulan untuk benar-benar oke diproduksi," ujar Natalie yang menjadikan rumahnya sebagai workshop sekaligus show case produk.
Jumlah yang terbatas ditambah kesan glamor yang selalu muncul di tiap produk membuat produk yang diberi label Blink ini menjadikannya eksklusif. Apalagi, kualitas bahan dan pengerjaan benar-benar diperhatikan Natalie. Tak heran, ia mematok harga cukup tinggi. Harga tas pesta berkisar Rp 2,8 juta-Rp 8 juta, sedangkan tas besar Rp 4,5-Rp 15 juta. "Untuk harga Rp 8 juta ke atas menggunakan kulit buaya lokal dan kulit burung onta dari Afrika," jelas Natalie yang juga menerima pesanan khusus.
Sejak 2010, ia juga membuat sepatu dengan harga mulai Rp 1,3 juta dan aksesori seperti sabuk dan gelang dengan harga mulai Rp 850 ribu. Dalam sebulan, ia menjual 15-200 buah produk untuk kelas A+ usia 28-40 tahun ini. Blink, menurut Natalie, banyak dipakai artis, bahkan tasnya dipakai sebagai properti dalam film Arisan! 2. Namun, agar lebih dikenal dan punya jaringan lebih luas, Natalie ikut IFW 2012. "Saya ingin banget bisa ekspor. Kebetulan sudah ada yang menawari," pungkas ibu dua anak ini.
Hasuna Daylailatu