Sejauh ini pula, lanjut Soepri, ia belum berniat menjual produknya dalam bentuk curah ,misalnya untuk keperluan hajatan di gedung. Alasannya, "Itu pasar khusus. Perlu ada orang khusus yang mengelola. Saya belum ke sana. Masih terus mencari cara membuat produk yang enak dan menjual. Karena ketika bertempur dengan produk multinasional, paling tidak bisa "bersaing" di rasa. Bisnis itu kalau diawali dengan benar pasti berkah."
Omong-omong, kenapa memilih nama Hong Kong? "Soalnya, waktu saya mendaftarkan nama produk di Jakarta, dari 10 nama yang saya daftarkan, 9 sudah dipakai orang lain. Nama Hong Kong belum ada yang pakai. Jadi, nama Hong Kong ini asal pilih saja. Ternyata malah bawa rezeki."
Rini Sulistyati
artikel terkait