Keadilan sepertinya bukan untuk rakyat jelata. Paling tidak itu dirasakan janda 4 anak, Yusmindar dari Sijunjujung, Sumbar. Betapa tidak, dalam waktu bersamaan, ia harus kehilangan dua anak lelakinya, Fa (14) dan Bu MZ (17). Tragisnya dua kakak beradik ini ditemukan tewas menggantung di Tahanan Polsek Sijunjung, 28 Desember lalu.
Fa digelandang ke kantor polsek oleh warga pada tanggal 21 Desember karena dituduh mencuri kotak amal di sebuah masjid. Sementara Bu MZ dibekuk polisi beberapa hari kemudian dengan tuduhan menjadi salah satu komplotan pencurian motor.
Saat polisi menyerahkan kedua jenazah korban ke keluarga, menyebutkan penyebab kematian Fa maupun Bu MZ karena gantung diri. Hanya saja, pihak keluarga tak meyakini, dua anaknya itu mengakhiri hidupnya bersama-sama. "Apalagi saat itu banyak bekas luka di tubuh anak saya," kata Yusmindar, sang Bunda dengan bahasa Minang.
Menurut catatan keluarga, ada beberapa kejanggalan yang cukup mencurigakan. "Kepala Fa tampak lebam. Telinga kelihatan kehijauan, leher merah, hidung mengeluarkan darah. Jempol kaki tampak pecah-pecah. Pokoknya hampir sekujur tubuhnya tampak lebam," sela Didi Firdaus.
Kondisi jasad Bu MZ lebih parah lagi. Selain sekujur tubuhnya lebam, gigi Bu MZ juga patah, juga ada sayatan luka di kaki. "Makanya kami tak yakin mereka gantung diri," tambah Yusmanidar.
Karena merasa janggal, pihak keluarga minta jenazah keduanya diotopsi. "Kami juga minta polisi terbuka dan mengakui, anak kami meninggal bukan karena gantung diri," tandas Yusmanidar. Apalagi, lanjut ibu 4 anak ini, saat sebelum meninggal, kondisi Fa sudah sangat kepayahan. "Waktu saya jenguk di tahanan, untuk berdiri saja dia tidak bisa dan kedua kakinya diikat dengan kantong plastik."
Lantaran pihak polisi tetap berkeyakinan bahwa kedua remaja ini gantung diri, maka Yusmanidar pun mencari keadilan ke Jakarta. Selasa (10/1) lalu, didampingi oleh anak sulungnya, Didi dan pengacara LBH Padang, Vino Octavia Macun, mereka "mengadu" ke sebuah forum diskusi hukum yang digelar untuk keperluan tayangan TV. Esoknya, mereka menggelar jumpa pers dan datang ke Komnas Ham serta KPAI. Mereka juga akan mendatangi Mabes Polri dan DPR.
Perjuangan Yus ke Jakarta ini semua demi mencari keadilan. "Saya hanya ingin polisi yang menganiaya anak saya dihukum. Itu saja," kata Yus.
Entahlah apakah perjuangan berat Yus akan membuahkan hasil atau malah nihil.Krisna