"Rencananya Jl A Rivai ini akan dijadikan pusatnya, di Jalan ini sebenarnya ada dua cafe kami, Jl A Rivai atas dan Jl A Rivai bawah. Jadi, A Rivai atas ini yang akan dijadikan pusat," ujar Sukartina anak bungsu dari sembilan saudara.
Saat disambangi ke cafenya, suasana sangat begitu ramai. Bukan saja pengunjung yang makan di cafe, namun sejak pagi bahkan sore hari, orang tak henti-hentinya mengambil pesanan pempek ini yang sudah di packing.
Saat disinggung apa kelezatan pempek buatan Sukartina ini, wanita ini tersipu malu. "Enggak ada yang istimewa, pempek bikinan saya mungkin sama dengan pempek bikinan orang lain. Saya ada jual pempek dari ikan dan daging. Sama seperti pempek lain, bahan baku ikan atau daging ini diuleni dengan tepung tapioka atau tepung ubi. Saya juga jualan pempek ini awalnya cuma iseng-iseng saja, " ujar Sukartina mengaku dia belajar pempek coba-coba sendiri karena hobbynya masak, "Apalagi saat banyak orang yang beli makanan khas Palembang ini, saya makin terpacu untuk memberikan rasa yang paling enak lagi."
Perlu waktu dua setengah tahun untuk merintis usaha ini. " Tak mudah memang menciptakan nama pempek ini, walau hanyalah sebuah nama. Apalagi, nama dan rasa harus sejodoh. Kita bilang rasa pempek kita enak, nggak juga, karena oranglah yang menilai pempek kita enak atau tidak."
Dari hari ke hari, Sukartina sudah bisa tersenyum. Sebab, pempek bikinannya ternyata banyak yang cocok di lidah orang. Biasanya, kalau berkunjung ke cafenya orang akan mencari Pempek Kapal Selam, Lenjer, Pempek Tahu, Pempek Keriting, Pastel yang isinya pepaya, Otak-Otak, Pempek Panggang, Tekwan, Model dan Mie Celur serta Lenggang dan es kacang. Semua ditotal ada 11 macam yang dibanderol mulai Rp 2500 sampai Rp 25 ribu per potong.
Dari mulai pejabat, pengusaha hingga artis Ibukota selalu mampir ke cafe Sukartina khusus mencicipi pempeknya. " Ada Akbar Tanjung, artis Wulan Guritno, Fenita Ary Untung, Tia Mariadi, Wali, ST12 dan lain-lain. Biasanya, selain makan di cage, mereka order pada kita tinggal diantar ke hotel," imbuh Sukartina menyebutkan luas cafenya 12 x 16 meter. "Di cafe ini bisa menampung kapasitas 50 orang, 60-an kursi dan 14 meja."
Selain bisa makan di cafe, PC juga bisa dibawa pulang bahkan bisa juga buat oleh-oleh keluar kota hingga luar negeri seperti Malaysia dan Singapore. "Saya jamin pempek saya ini tak pakai obat atau bahan pengawet. Jadi, ketahanannya bisa mencapai 1,5 - 2 hari. Makanya, sekarang kami melayani packing. Untuk mengenali pempek Sukartina dipackingnya tertulis lable PC."
Dalam menekuni usaha, tantangan dan kendala pastilah ditemui setiap pengusaha. Seperti yang dialami Sukartina misalnya, dulunya dia harus 'terjaga' dari tidur sekitar pukul 03.00 dinihari, untuk mencari ikan. "Bahkan, sejak bangun pukul 03.00 dinihari saya harus tidur pukul 02.00 dinihari keesokan harinya, karena semua harus dikerjakan sendiri, habis saat itu saya tak ada tenaga kerja. Semua dikerjakan sendiri, namanya juga masih merintis. Orang sudah pada tidur kita masih berkutat di dapur. Alhamdulillah, kalau kita melihat hasilnya sekarang ini mungkin kerja keras saya dahulu," tutur Sukartina.
Dari sekian banyak jenis pempek yang sudah dibuat Sukartina masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. " pempek-pempek bikinan saya ini rata-rata bahan-bahan bakunya bisa dari ikan tenggiri, ikan gabus dan ikan belida. Tapi, kalau ikan belida, agak jarang sebab ikan belida terlalu mahal, ukuran 6 ons saja harganya Rp 120-an ribu dan barangnya agak langka. Di Palembang sini yang banyak terdapat ikan tenggiri."
Rata-rata setiap pedagang menyebutkan pempek kapal selam yang jadi primadona jualan mereka. Bagi Sukartina juga begitu, menurutnya membuat Pempek Kapal Selam sangatlah mudah. " Bahan bakunya cukup ikan tenggiri, garam, penyedap rasa, tepung tapioka dan telur. Caranya, ikan dan air garam serta penyedap rasa dijadikan satu lalu masukan tepung tapioka lalu diadon sampai bergumpal dan siap dibentuk. Setelah itu kapal selam direbus, didinginkan sebentar dan siap digoreng. Jika mau direbus saja boleh begitu pula jika digoreng juga cukup enak."
Pempek yang sudah jadi ikon Palembang ini selalu disediakan orang saat mengadakan jamuan makan di rumah, arisan, pesta perkawinan dan lain-lain. Tapi, " pesanan itu datangnya tak menentu. Makanya, kami selalu menomor satukan cafe ini dan pempek yang selalu dijadikan orang oleh-oleh buat dibawa keluar kota," urai Sukartina yang warga Tionghoa ini menjelaskan Cafe Candy buka sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 21.00 malam.
Untuk pesanan pempek dibawa keluar kota, Sukartina mematok mulai harga Rp 60 ribu-Rp 400 ribu untuk paket kecil. Begitu pula untuk paket besar dari Rp 60 ribu-Rp 400 ribu. "Untuk paket kecil seharga Rp 60 ribu terdiri dari 8 adaan, 8 telor kecil dan 8 lenjer potong. Untuk paket Rp 400 ribu paket kecil terdiri dari 50 adaan, 50 telor kecil dan 60 lenjer potong" ujar Sukartina yang dianggap sucses mengelola PC di Palembang. "Memang untuk mau sucses itu butuh waktu dan tentu saja harus banyak pengorbanan, sabar menanti dan harus dengan semangat, itulah filosofi saya."
"Untuk isi paket besar paket Rp 60 ribu terdiri dari 1 lenjer besar, 1 telor besar, 5 telor kecil dan 5 adaan," tutur Sukartina yang menyediakan paket-paket untuk pemesanan keluar kota. "Kalau rasa pempek bikinan saya jangan ditanya lho, soalnya konsumen selalu berkomentar rasa PC ini enak, gurih, sedap dan harum, buktinya bukan sekali pelanggan datang ke cafe saya tapi bisa berkali-kali, " tandasnya.Debbi Safinaz