Komposisinya adalah bakmi kuning, tauge, selada, kerupuk, plus kikil sapi. Lalu, diguyur dengan kuah panas dengan paduan bumbu bawang merah, bawang putih, kemiri, gula, garam dan petis. "Di petis inilah ciri khas tahu campur Lamongan," ujar Kasbu.
Kasbu mengatakan, di Jakarta sudah amat populer kuliner Lamongan yakni pecel lele. Soto Lamongan juga sudah dikenal. "Tapi, tahu campur Lamongan, di Jakarta belum banyak yang jual. Apalagi di kawasan Ciledug. Makanya, saya ingin mengembangkan tahu campur di daerah ini," papar Kasbu yang berjualan di pinggir jalan kawasan Ciledug.
Dikisahkan Kasbu, ia baru sebulan berjualan tahu campur. Awalnya, "Saya diajak anak saya ke Jakarta. Ia sudah jualan pecel lele. Omong punya omong, saya tertarik untuk jual tahu campur. Anak saya yang mencari tempat dan menyiapkan peralatan dagang. Soal memasak tahu campur yang enak, saya memang sudah sangat paham. Sebelumnya, saya pernah jualan tahu campur di Malang dan Kediri. Sekarang, saya ingin mengembangkannya di sini,"ujarnya.
Kasbu membuat kuah tahu campur dalam satu dandang besar yang disebutnya satu kali masak. Ia butuh 5-6 kg kikil. Dalam perhitungannya, dagangannya bakal menarik minat masyarakat. Sebab, "Orang dari Jawa Timur yang tinggal di sini, kan, cukup banyak. Pasti mereka rindu masakan daerah. Tahu campur memang sudah lama populer di Jawa Timur," lanjut Kasbu seraya mengatakan sekali masak bisa menjadi 60-70 porsi.
Ternyata, dugaan Kasbu memang benar. Baru pertama kali jualan, dagangannya langsung habis. "Awalnya, yang beli mengaku kangen tahu campur. Kebanyakan dari mereka memang asal Jawa Timur seperti Surabaya, Kediri, dan Malang. Lama-kelamaan banyak juga pembeli non Jawa Timur yang mencoba. Ternyata cocok," tutur Kasbu yang ditemani satu karyawan.
Kasbu menjual satu porsi dengan harga Rp 9 ribu. Ia mulai menggelar dagangannya jam 17.00. Hanya dalam beberapa jam, tahu campurnya sudah habis. "Seperti hari ini, jam 20.00 sudah habis. Soalnya, banyak juga yang membungkus. Pernah lho, satu orang beli 10 bungkus. Ada yang pesan sampai 25 porsi."
Sebenarnya, bisa saja Kasbu menambah porsi dagangannya. "Untuk sementara, satu kali masakan dulu. Sebab, tenaganya enggak ada. Saya sudah senang, tahu campur saya bisa diterima masyarakat. Mudah-mudahan, nanti bisa lebih besar," kata Kasbu.
Makan tahu campur dengan kuah kikil yang panas, memang mak nyus.Henry