Suamiku Bukan Pembunuh

By nova.id, Jumat, 18 November 2011 | 07:09 WIB
Suamiku Bukan Pembunuh (nova.id)

Suamiku Bukan Pembunuh (nova.id)

"Anis Marcella (Foto: Ahmad Fadillah) "

Anis Marsela (22) istri dari Arief Lukman (27) salah satu terdakwa kasus terbunuhnya Irzen Octa yang terancam hukuman 12 tahun penjara akhirnya buka suara dan menceritakan kepiluan hatinya. Perempuan muda yang sebentar lagi akan melahirkan ini terlihat sangat sedih dan masih sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa suaminya.

Ditemui Tabloid NOVA di kampung Gadog Tengah, Desa Sukajadi, Bogor, ia memaparkan dengan jelas biduk rumah tangganya yang baru dibina selama 1 tahun 4 bulan ini.

Bagaimana sosok suami yang anda kenal?

Saya dipersunting Arief Lukman sejak Juli 2010 lalu, kami berpacaran cukup lama sekitar 1 tahun. Jadi saya kenal betul prilaku suami saya. Dia orangnya baik, tidak pernah kasar  tidak akan berbuat keji seperti yang dituduhkan. Sampai hari ini saya masih sedih karena Aa (panggilan sayang) dituduh melakukan yang tidak dia lakukan. Apalagi saya sangat percaya padanya ketika dia mengucapkan "demi allah" dia tidak melakukan kekerasan sedikitpun kepada pak Irzen dan dia bukan seorang pembunuh. Dibalik semua cobaan ini saya tetap bersyukur menikah dengannya karena selama pacaran sampai menikah dia tidak pernah berubah, tetap sayang dan baik. Aa itu orang yang mandiri, rame,lucu dan suka ngajakin semua orang bercanda. Temannya banyak dan dari cerita mertua a'a memang tidak pernah berkelahi sejak dia sekolah, dia baik pokoknya!

Pernahkah mendengar suami berkeluh kesah mengenai pekerjaannya?

Selama 2 tahun bekerja sebagai Debt Collector, Aa tidak pernah berkeluh kesah kepada saya karena dia juga tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Semua pekerjaannya dilakukan dengan baik termasuk ketika menangani kredit Pak Irzen. Teman-temannya juga banyak, Aa itu orangnya baik jadi dia punya banyak teman dimana-mana.

Apa yang ada di benak anda mendengar suami di tangkap dan dituduh melakukan penganiayaan?

Kalau saya mengingat kejadian sore itu tepatnya tanggal 29 Maret silam saya tidak akan mengira nasib saya akan seperti ini hingga hari ini. Tidak ada firasat apapun sebelum kejadian namun ada yang tidak beres ketika dengan suara berat Aa mengatakan ada masalah serius di kantornya. Benar saja, malamnya saya bersama mertua berada di Polres Jaksel untuk menemaninya. Apalagi saat itu saya baru hamil 1 bulan dan kami masih dalam keadaan berbahagia jadi benar-benar sedih. Harusnya saya dapat bermanja-manja kepada Aa karena sebenarnya ini merupakan kehamilan kedua karena saya pernah mengalami keguguran ketika usia kandungan saya 4 bulan.  Saya masih tidak habis pikir kenapa ketika kami mendapatkan kebahagiaan kembali ternyata dibarengi dengan cobaan yang begitu berat

Lalu usaha yang anda perbuat untuk suami?

Urusan hukum sudah dibantu oleh tim kuasa hukum, saya hanya selalu berusaha berada di sampingnya mendukung ketika dia membutuhkan. Setiap minggu selalu mengunjunginya di Polres dan selalu hadir ketika sidang berlangsung karena a'a membutuhkan semangat dan terus meyakinkan bahwa cobaan ini akan segera berakhir. A'a selalu mengusap-usap perut saya dan menguatkan saya juga untuk harus terus menjaga kesehatan. Tapi karena usia sudah menginjak 9bulan dan siap untuk melahirkan saya memang tidak diperbolehkan agar tidak terjadi apa-apa. Jarak Bogor-Jakarta cukup berat dengan kondisi saya yang sudah hamil tua padahal hati selalu ingin bisa mengunjungi Aa. Bahkan si dedek yang di perut ini saja selalu bergerak kencang kalau saya hendak berangkat mengunjungiA'a.

Sikap anda apabila nanti menghadapi hasil keputusan sidang nanti?

Setiap malam saya selalu sholat tahajud dan memohon kepada Allah SWT agar cobaan ini dapat segera berakhir. Saya ingin anak saya nantinya memiliki ayah yang selalu siap untuknya layaknya anak yang bisa berkumpul dengan orang tua yang komplit. Saya juga sangat ingin bisa ditemani a'a pada saat melahirkan hingga detik ini doa ini tidak pernah berhenti dari mulut saya. Tapi semua saya serahkan saja sama Allah, saya bersama keluarga terus berdoa untuk a'a cuman memang saya kepengen sekali a'a segera bebas dan menemani saya, semua saya ikhlaskan saja apa nantinya yang terjadi menurut kehendak-Nya. Insya allah saya sabar dan tidak akan pernah alpa untuk terus mendoakan a'a.

Rencana anda saat ini?

Yang jelas saat ini saya memang memilih untuk tinggal di kampung halaman agar dekat dengan orang tua dan saudara yang bisa menguatkan hati saya. Sebagai ibu rumah tangga saja namun memang  pasti hidup saya memang tidak akan pernah bisa komplit sebelum saya bisa berkumpul bersama a'a. Keinginan apabila a'a bebas maka saya ingin a'a istirahat dulu jangan kembali bekerja lagi disana biar keadaan tenang dulu. Semoga kesabaran saya dan penantian saya tidak akan pernah berkurang dan percaya dengan rahasia Allah yang Maha Benar. Saya yakin kebenaran akan terungkap cepat ataupun lambat dan suami saya tidak terbukti seperti yang dituduhkan.Swita