Mulailah Adi memproduksi sendiri wig mainan itu. Menurutnya, cara membuatnya tak terlalu sulit. Sekitar seminggu ia dan teman-temannya mampu menyelesaikan sekitar 500 produk. Selain itu, "Untuk sisipan, saya juga menjual striker kecil bergambar bendera merah putih yang biasa ditempel di wajah. Untuk striker, saya pesan ke orang lain."
Dari rumahnya di kawasan Batu, Malang (Jawa Timur), Adi dan dua temannya naik kereta api. Mereka menuju kawasan Slipi, tempat tinggal saudara Adi. "Kebetulan, saya punya kerabat di Slipi. Saya menginap di sana. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari stadion."
Adi dan teman-temannya mulai berjualan ketika ajang Sea Games resmi digelar. Mereka cukup menggelar dagangannya di rerumputan di luar stadion Gelora Bung Karno. Menurut Adi, untuk striker yang dijual Rp 1000 dapat tiga buah, cukup laris manis. Namun, untuk rambut mainannya, "Awalnya orang hanya melihat-lihat. Tampaknya mainan ini masih asing. Hari pertama dari pagi sampai siang, baru laku lima buah."
Namun, ketika wig mainan itu dikenakan, tampak lucu dan unik. Mulailah orang tertarik. Hari berikutnya, mulailah wig merah putih itu diminati pembeli. "Sampai hari ini sudah laku sekitar 200 buah. Saya yakin, sampai hari penutupan nanti, dagangan saya bisa habis," harap Adi.
Adi menjual wig mainan seharga Rp 35 ribu per buah. "Untungnya lumayan juga. Hitung-hitung, dalam ajang Sea Games ini saya tes produk wig. Kalau memang penjualan bagus, tentu saya akan memproduksi lagi," kata Adi yang berencana pulang ke Batu usai penutupan Sea Games.
Henry