Rabu (19/10) lalu adalah hari yang tak akan pernah dilupakan Santoso (58). Pria yang penglihatannya sudah kabur itu mendapat kabar dari menantunya, Agus Heru, bahwa putrinya, Yuyun, telah berusaha bunuh diri. "Pak, Yuyun bunuh diri, minum racun. Tapi, tidak sampai meninggal. Nanti akan saya antar ke rumah Bapak, ke Surabaya," papar Santoso menirukan ucapan Agus, ketika ditemui NOVA, Selasa (25/10).
Kabar itu karuan saja membuat seluruh keluarga Santoso di Surabaya panik, terutama istrinya, Iniswatin, dan anak-anaknya yang lain. "Kami tak percaya Yuyun sampai nekat bunuh diri. Anaknya baik, agak pendiam, dan rajin beribadah," ujar pria yang tinggal di perkampungan sempit di Mulyorejo Timur.
Memang benar, malam harinya putri keempatnya itu diantar serombongan keluarga Agus ke rumahnya. Kemudian, Agus dan keluarganya menjelaskan perihal kondisi Yuyun setelah bertemu Santoso dan keluarga. Menurut penuturan Agus dan keluarganya, Rabu siang itu Yuyun ditemukan pingsan kemudian muntah-muntah. Setelah ditanya kenapa, akhirnya Yuyun mengaku habis menenggak cairan pestisida.
Karena keadaannya makin mengkhawatirkan, dari rumah Santoso malam itu juga Yuyun yang tampak gemetar, langsung dibawa ke RS Dr. Soetomo, Surabaya bersama-sama oleh Agus sekeluarga dan Santoso sekeluarga, untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Selepas dari RS, Agus dan keluarganya langsung kembali ke Bojonegoro. "Aneh, kan, mana ada istri masuk rumah sakit, kok, tiba-tiba ditinggal pulang suaminya?" tanya Marjoko (31), paman Yuyun ikut menimpali.
Pesan Terakhir
Yang membuat keluarga Yuyun makin tak simpati pada sikap Agus dan keluarganya, sebelum pulang dari kediamannya Santoso, sempat-sempatnya mengucapkan perkataan tak pantas. Kalimat yang menyakitkan itu, "Kalau Yuyun sembuh, aku mau minta Agus menceraikannya. Toh, selama ini juga Yuyun tidak cocok dengan Agus," tegas Aminah, ibu mertua Yuyun, seraya diamini Agus.
"Coba bayangkan, pantaskah seorang mertua berkata begitu di saat anak menantunya tengah meregang nyawa di RS? Makanya, dia langsung saya usir pergi saja," timpal Iniswatin.
Berdasarkan cerita Noviani, kakak Yuyun, ketika Yuyun di RS kondisinya semakin parah. Ketika itu, Novi tengah menjaga Yuyun, sedangkan Santoso menunggu di luar ruangan. Meski Yuyun tampak makin melemah, Novi berusaha bertanya. "Yun, kenapa, kok, nekat bunuh diri segala? Perbuatanmu ini bikin Ibu dan Bapak jadi kesusahan," tutur Novi ketika itu.
Di luar dugaan, Novi yang tengah hamil anak kedua itu lalu mendengar pengakuan Yuyun yang mengejutkan. "Mbak, sebenarnya aku bukan mau bunuh diri, tapi diracun mertuaku. Aku diracun pakai obat hama wereng," kata Novi menirukan ucapan Yuyun. Tak berapa lama setelah menyatakan pengakuannya, menurut Novi, mulut Yuyun tiba-tiba seperti tercekat dan air matanya meleleh.
"Seperti baru saja menyampaikan pesan terakhir. Setelah itu, dia tampak seperti menarik napas terakhir. Kemudian dia memejamkan mata dan busa keluar dari hidungnya," kisah Novi menceritakan detik-detik terakhir kepergian adiknya.
Novi sontak berlari ke luar kamar, mengabarkan apa yang telah terjadi kepada ayahnya. Santoso bergegas memasuki kamar inap Yuyun dan langsung pecah tangisnya. "Saat dokter dan perawat datang, nyawa Yuyun sudah tak bisa ditolong lagi," lanjut Novi, yang seketika itu langsung melapor polisi.