Drama di Balik Tewasnya Tabita (2)

By nova.id, Rabu, 2 November 2011 | 10:36 WIB
Drama di Balik Tewasnya Tabita 2 (nova.id)

Drama di Balik Tewasnya Tabita 2 (nova.id)

"NS (Foto: Gandhi) "

Ditemui di Polrestabes Surabaya, Kamis (20/10) tersangka dugaan pembunuhan atas Tabita, NS (23), terlihat tenang. Ayah satu anak ini tengah duduk dengan kepala tertunduk. "Saya mengagumi kecantikan dia (korban, Red.). Tapi tidak pernah terbersit akan memperkosanya kalau saja dia tidak pernah menghina saya," kilahnya.

Pria yang tinggal di Wonoayu, Sidoarjo itu lalu menceritakan bagaimana ia menghabisi nyawa Tabita pada Jumat (14/10) di kantor PT UBS, Jl. Kenjeran Surabaya. NS mengakui, sejak Tabita menjadi karyawan di perusahaan itu ia sudah tertarik pada kecantikan gadis asal Blitar (Jatim) ini. Sayangnya, perasaan itu hanya bisa ia pendam. Namun, rupanya gejolak di hatinya tak bisa lagi ia redam. Di hari nahas itu, NS mengaku ingin kenal lebih dekat dengan Tabita. Sehingga ia mencari siasat agar bisa bertemu dan bertanya nomor ponselnya.

Pagi itu, ia pun menelpon Tabita dari telepon kantor. Setelah terhubung, ia berpura-pura bila Tabita dipanggil Ko Ho, salah seorang karyawan di bagian lain yang berada di lantai tiga. "Mbak, sampeyan dipanggil Ko Ho di lantai tiga," ucap NS kala itu. Begitu menerima telpon itu, Tabita yang bekerja di bagian logistik di lantai dasar langsung bergegas naik ke lantai tiga melalui tangga.

Mengetahui Tabita sudah berada di tangga, NS langsung bersiap di dekat lantai dua, menunggu sang gadis melintasinya. Benar saja, tak lama Tabita melalui dirinya. NS pun menyapa karyawati baru yang cantik itu. Menurut NS yang sudah setahun bekerja sebagai petugas cleaning service di PT UBS yang memilkiki ribuan karyawan itu, ketika itu mereka tak hanya sekadar bertegur sapa, ia pun sempat berusaha meminta nomor ponselnya. Namun, lanjut NS, bukannya diberi nomor telepon oleh Tabita, melainkan ucapan kasar dan hinaan yang diterimanya. "Kok, minta nomor HP segala? Kamu itu enggak level sama saya. Bahkan, kamu sendiri belum tentu bisa mencukupi kebutuhan keluargamu," papar NS menirukan ucapan Tabita.

Saat itulah amarah NS tersulut. Sebelum Tabita meninggalkannya, dengan cepat tangan kiri NS membekap mulut Tabita dari belakang. Selanjutnya, tangan kanannya mencekik leher gadis itu kuat-kuat seraya menyeretnya masuk ke dalam ruang rapat di lantai dua. "Dia sempat meronta, tapi terus saya cekik sekuat tenaga sampai dia benar-benar tak bergerak."

Mengetahui Tabita sudah tak berdaya, NS mengaku niat bejatnya mulai merasuki pikirannya. Pakaian Tabita ia lepas, kemudian ia memperkosanya. "Saya tidak tahu, kenapa bisa sampai berbuat seperti itu," ujarnya. Setelah melampiaskan nafsunyanya, NS kembali memakaikan pakaian ke tubuh Tabita. Namun, kemudian ia bingung bagaimana melenyapkan tubuh Tabita agar tak diketahui orang lain.

Munculah akal NS, yaitu melemparkan tubuh Tabita ke atas lift barang yang saat itu sedang tidak beroperasi dan posisinya berada di lanati satu. "Mayatnya saya lempar begitu saja. Supaya dikira bunuh diri atau kecelakaan," aku NS.

Kanit Jatanras AKP Agung Pribadi dan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Indarto, kepada NOVa, Kamis (19/10) lalu menjelaskan, pengakuan NS masih belum sepenuhnya bisa dipercaya. "Sepertinya pelaku memang sudah berniat ingin memperkosa korban. Bukan karena dilatari ejekan sebelumnya," papar Agung dan Indarto. Atas perbuatan ini, NS dapat dijerat pasal 340 jo 338 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider pasal 238 tentang menggauli wanita dalam keadaan tak berdaya.

 Gandhi