Menyantap Sop Buntut dan Iga di Kota Kembang (2)

By nova.id, Senin, 24 Oktober 2011 | 07:03 WIB
Menyantap Sop Buntut dan Iga di Kota Kembang 2 (nova.id)

Menyantap Sop Buntut dan Iga di Kota Kembang 2 (nova.id)

"Foto: Laili Damayanti "

Iga Bakar Jogja Banyak DisKON!

Ingin mencicipi iga sapi lezat dengan aneka saus ala Nusantara? Datang saja ke Iga Bakar Jogja (IBJ) yang kini membuka gerai di Jalan Wastu Kencana, Bandung. Di sana terdapat macam-macam masakan iga yang menggoyang lidah. Mulai dari iga bakar saus madu, iga bakar pedas, iga bakar BBQ sampai iga bakar sambal balacan.

Lokasinya tak jauh dari sebuah masjid di kawasan itu dan setiap hari buka dari pukul 11.00 hingga 23.00. IBJ mudah dikenali dari papan nama berwarna kuning yang mudah terbaca dari kejauhan. Meski baru resmi dibuka apdaa 28 Januari 2011, IBJ sudah sangat dikenal pelancong kuliner Kota Bandung.

Setiap harinya, IBJ melayani 200 hingga 250-an pembeli. Di akhir pekan, pengunjung bisa melonjak dari 300 hingga 400 orang. Meski banyak resto lain yang juga menawarkan menu iga, IBJ tak lantas kehilangan pelanggan. Menurut Andi Bahar, Manajer Operasional IBJ Bandung, ini karena mereka punya strategi jitu dalam hal pemasaran.

"Kami punya program khusus bagi mahasiswa, yakni setiap pukul 14.00 sampai 17.00 ada program bernama 'Apapun Makanannya, Minumnya Gratis!'. Program ini disesuaikan dengan aktivitas sosial mahasiswa di jam-jam itu," ungkapnya.

Selain promosi langsung di resto, IBJ juga membuat aneka kuis interaktif dan program diskon bagi mereka yang follow akun Twitter @IgaBakarJogja. Setiap follower yang nge-tweet atau mengomentari foto yang di posting akun itu akan diberi diskon 10 persen jika memperlihatkan Twitter-nya di kasir.

Meski ditunjang promosi gencar, kekuatan IBJ sebenarnya kembali ke rasa iga yang pas di lidah. "Karena ini bisnis waralaba, semua menu mengikuti standar IBJ pusat," papar Andi. Dalam memelihara standarisasi rasa, IBJ termasuk ketat karena mengatur mulai dari berat hingga potongan iga. Secara rutin, ada juga kunjungan dari chef IBJ pusat.

"Daging iganya kami pesan khusus ke suplier. Kami hanya meminta bagian punggung, tidak masalah di bagian lengkung atau lurusnya. Lalu ketika disetor harus berpotongan 17 hingga 20 centimeter sehingga jika direbus atau dibakar, dagingganya yang menciut dan tidak terlepas dari tulang iganya," Andi menjelaskan standarisasi iga IBJ.

Meski dengan peraturan ketat, harga yang ditawarakan justru terjangkau kantung mahasiswa. "Ada menu spesial seharga Rp 23 ribu. Sedangkan yang single dan double antara Rp 33 ribu Rp 35 ribu," papar Andi menambahkan.

Bagi penggemar menu bersantan, ada pilihan iga bakar balacan. Iga sapi bakar yang sudah direbus kuah dan dibakar, lalu disajikan bersama sambal balacan (sambal terasi) ala Medan dan dapat disantap dengan kuah sayur lodeh. Tetapi bagi yang baru pertama kali datang ke IBJ, Andi menyarankan untuk mencoba menu iga bakar saus madu. "Favorit orang Bandung, mah, iga bakar saus pedas (sambal kecap). Mungkin karena di hawa sejuk orang lebih suka yang pedas-pedas. Ha ha ha..." ungkap seraya Andi tertawa lepas.

Laili Damayanti