Ada dua jenis pelatihan yang diberikan, agrobisnis dan kejuruan. Agrobisnis meliputi pelatihan pengolahan hasil bumi sekaligus pemanfaatan sisa produksi. "Misalnya, bila mau melakukan pengembangan di bidang peternakan, bukan sekadar beternak saja, tapi juga cara memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas, dan air kencing ternak dijadikan pupuk cair," papar Arga.
Sedangkan untuk pelatihan di bidang kejuruan, cabangnya terdiri dari keterampilan bengkel motor, bordir, sablon, handycraft, dan tata rias. Proses untuk masuk bergabung dalam UKM Center sangat sederhana. Setelah mengikuti pelatihan PPKS, peserta akan masuk masa inkubasi bisnis selama 6 bulan. Selama itu, peserta diminta menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan di rumah masing-masing.
Soal modal maupun mesin, akan disuplai oleh PPKS. Misalnya untuk membuat usaha keripik singkong, satu grup yang terdiri dari 4-5 orang akan diberi satu mesin dan boleh dibawa pulang sebagai modal produksi. Selama masa inkubasi bisnis, tim PPKS akan terus akan memantau dan memberi masukan. Jika sudah berjalan dengan baik, pihak PPKS akan membantu soal legalisasinya, seperti mendaftarkan merek dan mendapat hak paten. Setelah rampung semuanya, produk-produk itu dijual di UKM Center yang berlokasi di Taman Dayu Pasuruan.
Selain membantu memperluas jaringan bisnis, lima kali dalam setahun anggota UKM Center juga berkesempatan menjual hasil produknya di stan-stan di lingkungan perusahaan. "Dengan jumlah ribuan karyawan, kan, sudah merupakan pasar potensial bagi para anggota UKM untuk menjual produknya," kata Arga.
Setiap tahun, UKM Center juga menyediakan fasilitas agar anggotanya dapat ikut serta dalam pameran berskala nasional, baik di Jatim maupun Jakarta. "Semua tidak dipungut biaya."
Gandhi / bersambung