Tren Usaha Nugget Rumahan, Mengejar Peluang Besar (2)

By nova.id, Rabu, 5 Oktober 2011 | 10:18 WIB
Tren Usaha Nugget Rumahan Mengejar Peluang Besar 2 (nova.id)

Tren Usaha Nugget Rumahan Mengejar Peluang Besar 2 (nova.id)
Tren Usaha Nugget Rumahan Mengejar Peluang Besar 2 (nova.id)

"Foto: Moonstar Simanjuntak "

Bulaf Sasar Pasar Premium

Kekhawatiran seorang ibu terhadap makanan sehat bagi anak, menjadi motivasi utama Amalia Nafitri Hasanuddin menciptakan Bulaf. Berbagai resep sehat dibuatnya dalam bentuk nugget dan sosis. Tak disangka, makanan beku olahannya selalu tandas disantap anak-anak. Melihat peluang usaha yang terbuka lebar, mantan komisarif sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pangan ini lantas mendirikan PT Sumber Pangan Jaya di pertengahan 2009.

"Saya beranikan diri mengambil pangsa pasar premium." Produk-produk Bulaf dengan varian sosis, bakso, burger dan nugget dibandrol dengan harga Rp 13-60 ribu. Harga yang relatif tinggi ini tentu bukan tanpa alasan. Lia, panggilan akrabnya mengaku, produk buatannya bebas dari bahan pengawet dan zat kimia.

"Pasti banyak ibu rumah tangga yang selalu ingin menyediakan makanan sehat bagi keluarga. Tapi, masih banyak juga yang tidak aware bahwa makanan yang mengandung zat kimia efeknya baru terlihat 20 tahun kemudian," tutur wanita ramah ini.

Keunggulan lain produk Bulaf, selain memiliki 20 varian rasa dengan bahan dasar ayam, sapi dan kambing, "Sosisnya bisa digoreng tanpa minyak. Jadi ibu rumah tangga bisa tetap menjaga kelezatan masakan di rumah, tapi tetap bergizi."

Sebagai bentuk strategi pemasaran, Lia mengandalkan sistem keagenan, di samping menjual sendiri di gerainya di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Saat ini, Lia sudah memiliki kurang lebih 400 agen yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. "Alhamdulillah, animo masyarakat untuk menjadi agen terus meningkat, mulai dari ibu rumah tangga sampai pegawai kantoran," ujar Lia.

Menurut ibu dua anak ini, bisnis makanan beku memang memiliki prospek sangat baik. Maka, Lia kini memiliki pekerjaan rumah untuk terus berinovasi soal rasa sekaligus mempertahankan kualitas. Ia juga ingin Bulaf bisa menjangkau masyarakat lebih luas.

"Nantinya saya ingin membuat produk makanan sehat bagi masyarakat lapisan bawah. Makanya saya terus bereksperimen untuk mengolah makanan sehat dengan bahan yang berkualitas tapi harganya jauh lebih murah," harapnya sungguh-sungguh.

 Swita