Namun, keluarga dokter yang berasal dari Cirebon ini menepis kemungkinan itu. Inge, bibi korban, yang ditemui di Cirebon, menyatakan tak mungkin keponakannya bertindak nekat. Keluarga meyakini, "Ia jatuh karena kecelakaan biasa. Sebab, ia tak punya masalah dengan siapa pun. Apalagi, ia sebenarnya masih dalam suasana gembira karena habis diwisuda," tutur Inge.
Sayang, orangtua Steven, pasangan Widyanto Wijata dan Nelly Nathalia tidak berhasil ditemui. Mereka yang memiliki toko emas di Jalan Karang Getas ini, menurut Yeni, karyawan toko emas, menenangkan diri di tempat saudaranya. "Mereka sangat syok dengan kejadian ini. Rumah ini selalu mengingatkan mereka pada Steven. Makanya mereka memilih istirahat di rumah saudara," tutur Yeni.
Menurut Yeni, Widyanto dan Nelly, saat kejadian sedang di Jakarta. Paginya, mereka menghadiri acara wisuda Steven. Sorenya, mereka yang menginap di hotel ini ke apartemen Steven. Namun, sekitar pukul 18.45, mereka mendengar kabar, anak nomor 2 dari 3 bersaudara itu sudah tewas dan ditemukan di lantai dasar apartemen.
Jasad Steven dibawa ke Cirebon dan disemyamkan di rumah duka di Jalan Talang. Rabu sekitar jam 10.00, jasadnya dimakamkan di TPU Sunyaragi. "Saya ikut merasa kehilangan. Selama ini, Steven begitu baik pada saya dan semua karyawan di sini. Hubungan dengan teman-temannya juga baik."
Itu sebabnya, lanjut Yeni, banyak sahabat dan kerabat yang mengantarkan Steven ke tempat peristirahatan terakhir. "Malah teman-temannya dari Jakarta juga melayat. Mereka berombongan dengan naik dua bus," kata Yeni.
Henry