Memasuki Los Kerajinan di lantai tiga Pasar Beringharjo (sebelah timur lapangan parkir), pembeli akan dibuat bingung bila sebelumnya tak punya agenda membeli barang. Masalahnya, di los ini tersedia aneka kerajinan dari bambu, kain batik, rotan, plastik, dan lainnya. Selain harganya lebih murah, di los ini pembeli bisa membeli dalam jumlah grosir. Begitu berwarnanya los kerajinan ini, hingga banyak turis manca negara berseliweran ke sana ke mari, beraksi dengan kameranya.
Anehnya, sebagai salah satu tempat yang digemari wisatawan, beberapa toko memasang tanda "no camera" atau tidak diizinkan memotret. "Takut barangnya dijiplak," bisik seorang pedagang makanan asongan kepada NOVA.
Salah satu pedagang grosir tas batik aneka model, Minto (41), asal Desa Tuksono, Sentolo, Kulonprogo, merupakan pedagang tas retail di Beringharjo yang sudah amat dikenal sebagai pedagang tas batik grosir. Berkat keramahan dan kemudahannya bergaul, banyak pedagang retail kulakan kepadanya. Ia pun tak keberatan barang dagangannya difoto.
Minto mengaku, stok barang dagangannya menjelang Lebaran tahun ini amat melimpah. Aneka model tas batik mulai dari tas laptop aneka ukuran, tas punggung, tas sekolah sampai tas untuk bersantai, ada. "Saya enggak ingat jumlahnya. Mungkin ada 24 model. Tidak semua full batik, ada juga yang dimodifikasi dengan kain perca lainnya. Saya buat sendiri. Ada sebagian desain saya, sebagian lagi dari pembeli. Di rumah, saya potong bahan, lalu diambil perajin kecil untuk dijahit di rumah masing-masing," terangnya seraya menjelaskan kenapa harga dagangannya bisa relatif murah.
Mantan pedagang asongan dari tempat wisata satu ke tempat wisata lainnya ini mengaku, model-model tas buatannya hingga musim Lebaran tahun ini belum ketinggalan tren mode. Itu sebabnya ia tak membuat model terbaru khusus untuk menyambut Lebaran. Barang-barang itu pula yang ia kirim ke pelanggannya di beberapa kota, seperti Bali, Jakarta, Surabaya, Solo dan Pekalongan (Jateng).
Rini Sulistyati / bersambung