Keberhasilannya terpilih menjadi putri pariwisata berawal dari pengalamannya ketika di SMU pernah mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. "Dulu pernah ikut pertukaran pelajar ke Amerika selama setahun. Saya memang lahir di Jogja dan bangga menjadi anak daerah. Saya sering banget memperkenalkan ke beberapa teman soal potensi wisata dan kerajinan khas suatu daerah. Semuanya menunjukkan respons sangat positif. Nah, sejak itu saya semakin bangga untuk merekomendasikan Indonesia ke luar negeri, dan sepertinya persuasi saya oke," jelasnya.
Setelah memenangkan kompetisi ini, selain siap bertugas merepresentasikan potensi DIY bersama Dinas Pariwisata, gadis kelahiran 28 Juli 1991 ini makin semangat mempelajari berbagai simbol, makna, serta filosofi heritage DIY.
"Sebagai Putri Pariwisata DIY angkatan pertama, saya memang harus lebih semangat membuka jaringan dan menjalankan tugas. Saya juga akan ke Vietnam mempromosikan DIY," ucapnya senang.
Kendati demikian, ia mengaku akan tetap memprioritaskan pendidikan, apalagi di kampusnya ia dikenal sebagai gadis yang cukup serius dan pintar secara akademis. Ia pun bertekad akan belajar dua kali lebih keras agar semua aktivitasnya sebagai Putri Pariwisata DIY tak akan menggangu kuliahnya.
"Saat ini masih ingin mewujudkan cita-cita jadi psikolog, sekaligus mencari pengalaman yang lebih banyak selama menjalani tugas sebagai Putri Pariwisata. Mumpung masih muda, saya pikir ini bisa jadi bekal masa depan," tutur gadis yang juga pintar menari tradisional.
SWITA