Komunitas Perempuan Berjilbab, Tak Sekadar Adakan Pengajian (1)

By nova.id, Selasa, 2 Agustus 2011 | 23:45 WIB
Komunitas Perempuan Berjilbab Tak Sekadar Adakan Pengajian 1 (nova.id)

Komunitas Perempuan Berjilbab Tak Sekadar Adakan Pengajian 1 (nova.id)
Komunitas Perempuan Berjilbab Tak Sekadar Adakan Pengajian 1 (nova.id)

"Foto: Dok Pri "

Hijabers Community TAK HANYA KELAS ATAS

Adalah Jenahara Nasution (25), Ria Miranda (25) dan Dian Pelangi (20), tiga perempuan yang mengawali berdirinya Hijabers Community. Jangan salah, mereka tak sekadar berbagi soal fashion muslimah. Banyak kegiatan lain yang dikembangkan. Seperti berbagi soal tips rumah tangga, pemberdayaan perempuan, seminar kecantikan (beautypreneurship) muslimah, danlainnya.

Komunitas ini berawal dari acara buka puasa bersama yang diprakarsai Dian, yang juga seorang perancang busana. Di acara itu, Dian mengundang Ima Mutiara dan Monica Jufri, dua perancang busanamuslimah lain. Tak disangka, pesertanya membludak. Dari ajang itu, beberapa peserta lalu membuat grup BBM Perempuan Berjilbab. Grup ini diharapkan bisa jadi wadah silaturahmi, tempat berbagi dan saling menginspirasi.

Sebulan kemudian, tepatnya 27 November 2010, secara resmi komunitas Hijabers Community (HC) dibentuk. Trtapi baru pertengahan Maret lalu komunitas ini diluncurkan di Pondok Indah Lestari. Pasa saat peluncurannya, mereka juga mengundang para followers Twitter @hijaberscomm.

Kenapa dipilih kata hijab? Ini mewakili kepentingan pengikutnya yang berpakaian tertutup. Hijab memiliki arti "tirai", sementara jilbab berarti "jubah". Setelah resmi, komunitas yang diketuai Jenahara ini memiliki banyak sekali agenda yang dibuat berdasarkan masukan para anggota. Mulai dari pengajian bersama, kelas berhijab, hingga acara penggalangan dana. "Setidaknya kami sudah mengadakan tiga kali pengajian dan dua kali hijab class dan charity setelah peluncuran pada 19 Maret lalu," papar Ria.

Yang mencengangkan, dalam waktu singkat meraka sudah punya lebih dari 10 ribu followers fi Twitter. "Secara resmi, sih, kami belum bikin kartu keanggotaan. Selama ini hanya melihat dari follower Twitter, blog dan Facebook," ungkap Ria menjelaskan sifat keanggotaan HC yang cukup terbuka.Anggota HC juga berasal dari berbagai profesi dan tersebar di berbagai kota di Indonesia, bahkan beberapa berasal dari luar negeri. "Untuk cabang resmi, sementara kami hanya buka di Yogya dan Bandung," tegas Ria.

Kendati demikian, Ria optimis HC akan terus berkembang dan punya implikasi luas terhadap perempuan Indonesia. "Dalam skala kecil, sudah banyak teman-teman yang sebelumnya belum berjilbab , sekarang sudah mulai berjilbab," ujar Ria senang. Akan tetapi, Ria tak menapik jika ada pandangan HC sekadar komunitas fashion atau kumpulan perempuan berhijab kelas atas. "Padahal semua bisa jadi anggota. Kami tak pernah pilih-pilih."

Hasuna, Laili / bersambung