Briptu Wahyudi Dicubit Fans

By nova.id, Rabu, 20 Juli 2011 | 06:36 WIB
Briptu Wahyudi Dicubit Fans (nova.id)

Briptu Wahyudi Dicubit Fans (nova.id)

"Foto: Siswanto/Dok NOVA "

Tampaknya Briptu Wahyudi (25), vokalis Yogya Police Band, akan jadi idola baru, terutama buat warga Jateng. Karena sering menyanyi di mana-mana, pria yang bertugas di bagian registrasi dan identifikasi pencurian kendaraan bermotor (Ranmor) Ditlantas Polda Yogyakarta ini justru lebih dikenal sebagai vokalis band.

Tiap kali manggung, banyak gadis berebut minta tanda tangannya foto bersama. "Saya tak boleh menolak karena sudah dipesan Kapolda tidak boleh sombong. Yogya Police Band, kan, dibentuk agar polisi bisa membaur dengan masyarakat sekaligus menyisipkan pesan Kamtibmas. Jadi menyanyi di mana pun, ya, pakai seragam. Andai pakai kaos, tetap harus ada tulisan 'polisi'nya," terangnya.

Yogya Police Band mempersembahkan hiburan gratis bagi masyarakat Jogja. Mulai dari mobil panggung, sound system, dan pemain bandnya, gratis! Prosedurnya hanya minta izin ke Polda. Menurut Pengagum band Ungu ini, fokus lagu yang ia bawakan bersama bandnya sebenarnya pop. "Tapi masyarakat Jogja suka dangdut. Jadi mau tak mau kami harus menguasai dangdut juga."

Yogya Police Band sudah pentas di berbagai acara hingga ke Lampung dan Surabaya. Sabtu (25/6) lalu misalnya, Wahyudi Cs pentas di Alun-Alun Kidul di acara Festival Kesenian Yogyakarta. "Wah, seharusnya kami manggung jam 7 malam. Tapi jam 5 sudah dikerubuti cewek-cewek," tutur pria kelahiran 8 Juni 1986 ini tertawa.

Efek dari terbentuknya Yogya Police Band, kata Wahyudi, masyarakat yang sebelumnya jaga jarak dengan polisi, "Sekarang mau antre minta foto dan tanda-tangan. Terasa ada suasana baru. Malah ada yang tanya cara perpanjangan SIM dan STNK segala." Namun, yang tak habis dimengerti Wahyudi, rasa gemas sebagian fansnya kadang berlebihan. Misalnya, ketika ia sedang jalan di mal berdua kekasihnya, ada saja yang berani mencubit dan menggodanya. Cemburukah sang pacar? "Cemburu, sih, tidak. Tapi marah-marah," selorohnya.

Rini