Sudah Digugat Cerai, Diadukan ke Polisi Pula (1)

By nova.id, Rabu, 20 Juli 2011 | 02:29 WIB
Sudah Digugat Cerai Diadukan ke Polisi Pula 1 (nova.id)

Sudah Digugat Cerai Diadukan ke Polisi Pula 1 (nova.id)

"Foto: Noverita K Waldan "

Tahu sang suami "main mata" dengan perempuan lain, CL berusaha menyadarkan suami demi keutuhan keluarga dan nasib anak-anak mereka. Apa daya, sang suami malah menggugat cerai dan lapor polisi gara-gara SMS yang dikirim CL. Berikut penuturan CL kepada NOVA. Sementara sang suami, Yah, yang ditemui di tempat praktiknya menampik semua cerita CL.

Usia pernikahan kami sudah hampir 16 tahun. Sayangnya, di usia yang tak sebentar tersebut, aku dan suamiku, Yah, malah saling melaporkan. Aku melaporkannya karena kasus penganiayaan, sementara aku dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik. Suamiku juga mengajukan gugat cerai yang saat ini masih di tahap Mahkamah Agung (MA).

Bagiku, laporan pencemaran nama baik yang kini sidangnya berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, sangat tidak tepat. Aku yang mempertanyakan hakku sebagai seorang istri, kenapa malah dilaporkan?

Semua ini berawal dari pertemanan kami dengan pasangan, I dan Mi. I adalah teman kuliahku, sedangkan Mi adik kelas kami. Aku dan Mi sama-sama dokter gigi. Hanya saja aku tidak praktik lagi dan lebih banyak mengurusi masalah HIV dan PSK, sementara Mi kebetulan praktik di rumah sakit (RS) yang sama dengan suamiku yang bekerja sebagai dokter kandungan. Suamiku lah yang mengenalkan aku ke Mi. Semenjak itu, Mi dan I sering ke rumah sehingga kami menjadi teman baik.

Sikap Ketus

Karena ingin suami punya kesibukan, kusarankan ia ikut band di RS tempatnya bekerja. Rupanya Mi juga anggota band sehingga hubungan mereka jadi dekat. Celakanya, hubungan itu makin tidak wajar. Saling kirim SMS dan sikap suamiku mulai berubah. Anakku juga cerita, ia pernah diajak ayahnya ke mal dan ternyata di sana sudah ada Mi bersama anaknya. Jadi, anak-anak "ditinggal" main sendiri, sementara suami dan Mi pergi berdua. Kejadian itu tidak pernah diceritakan suami ke aku. Dari anak-anaklah aku tahu pertemuan itu.

Suami Mi tidak tahu peristiwa itu karena sedang berada di Singapura. Saat aku tanyakan hal tersebut ke suami Mi, Yah tampak tidak suka. Ketika kuingat-ingat lagi, suatu malam saat aku ingin menonton DVD, suami langsung marah-marah. "Jangan ditonton, itu punya Mi. Kembalikan kasetnya, nanti dia marah," kata suamiku. Aneh, bukan?

Lalu suatu saat ada acara di RS di mana Mi datang sendirian sementara aku hadir bersama keluarga. Sikap Mi sangat ketus saat bertemu aku. Kelihatannya seperti tidak suka. Bahkan dia gelisah bolak-balik seperti orang frustrasi. Aku sempat tanya ke suami, "Kok, Mi tidak datang bersama suaminya?" Suamiku malah terkesan bingung harus menjawab apa.

Memang, sempat kudengar kabar, hubungan Mi dan suaminya retak karena ia suka dipukuli suaminya. Aku heran, selama mengenal I di kampus dulu, I bukanlah tipe pria yang keras kepada wanita.

Nove, Swita/ bersambung