Wisben menggeluti lawak sejak menjadi jawara lomba lawak pada 1988 se-DIY. Sejak itu, ia berulangkali jadi juara berbagai ajang lomba lawak. Bahkan di tahun berikutnya ia ditolak ikut lomba. "Wajah saya sudah dikenali. Akhirnya malah diminta jadi juri dan pulang dapat uang."
Meski langganan juara, nama Wisben bukan jaminan laku di panggung. Ia pun mencari gaya lawakan hingga akhirnya 10 tahun lalu ia punya ide memanfaatkan permainan sulap sebagai pemikat. Uniknya, pria kelahiran Jogja yang menuruni bakat seni dari orangtuanya ini, di akhir permainan sulap selalu membuka rahasia sulapnya sehingga penonton terpingkal.
Salah satu pengalaman melawak yang tak akan bisa dilupakannya, ketika ia "dikerjai" seseorang bernama Rahmat. Singkat cerita, Menteri Pariwisata Jero Wacik yang pernah mengundangnya memberitahu, Wisben diminta melawak lagi di acara tahun baru. "Urusannya nanti dengan Pak Rahmat, ya!" ucap Pak Menteri. Di benak Wisben, Pak Menteri lah yang akan mengundangnya kembali.
Anehnya, mendekati hari H orang bernama Rahmat ini tak kunjung menghubungi ataupun memberi uang tanda jadi. Sedikit jengkel, Wisben mengultimatum si Rahmat. Maka, si Rahmat pun memberi panjar lima kali lipat dari permintaannya. Di hari yang dijanjikan, Wisben pun meluncur ke Jakarta. Lagi-lagi Rahmat tak kelihatan batang hidungnya. Wisben malah dibawa ke sebuah rumah besar yang sepi. Tak lama, sekitar 25 orang datang. Di akhir cerita, Wisben menyesal tak terkira ketika bertemu muka dengan Rahmat. Ternyata, pria itu tak lain pengusaha elektronik Rahmat Gobel! "Saya langsung minta maaf. Tapi beliau tidak marah, malah memberi saya kamera."
Rini