Nikmatnya Ketan dan Dawet Durian Pasar Ngabul

By nova.id, Selasa, 19 Juli 2011 | 04:01 WIB
Nikmatnya Ketan dan Dawet Durian Pasar Ngabul (nova.id)

Nikmatnya Ketan dan Dawet Durian Pasar Ngabul (nova.id)

"Foto: Henry Ismono "

Sudah lama Jepara, Jawa Tengah terkenal sebagai sentra durian. "Pusat" perdagangan durian di kota ukir ini dibangun di Pasar Ngabul, ditandai dengan berdirinya patung durian. Suatu siang yang panas, para penjual durian menjajakan dagangannya. Harum bau durian pun merebak.

Selain para penjual durian, banyak warung lain seperti warung soto, bakso, dan lainnya. Nah, salah satu warung yang jadi tujuan orang adalah warung milik Hj. Temu. "Kami menyajikan menu ketan durian dan dawet durian," ujar Iswati (25), anak Hj. Temu.

Iswati mengisahkan, Jepara memang sudah lama tersohor dengan durian, salah satunya jenis yang disebut masyarakat setempat durian petruk karena bentuknya yang lonjong. Dagingnya kuning dengan rasa manis berpadu sedikit pahit. Ini jenis durian yang diburu masyarakat, tidak hanya warga Jepara tapi banyak juga yang datang dari luar kota. "Sayang, tahun ini produksi durian tidak begitu banyak," kata Iswati.

Berbeda dengan pedagang lain yang menjual durian, "Bu Temu membuka warung dengan menu ketan durian dan dawet durian.Ternyata banyak yang suka. Sekarang, Ibu sudah punya dua cabang lagi," kata Iswati.

Satu mangkok ketan durian dipadu dua butir durian plus santan ditambah es batu, sungguh nikmat disantap di siang yang terik. Harganya pun murah, hanya Rp 5 ribu per mangkuk.  Dawet durian tak kalah merangsang lidah. Es dawet juga ditambah dua butir durian ini harganya Rp 6 ribu. "Tapi, tergantung harga durian. Kalau pas durian mahal, harganya kami tambah seribu rupiah," lanjut Iswati yang kerap membantu ibunya berjualan.

Iswati mengaku, durian di Jepara memang tidak sepanjang musim ada.  Namun, ia tak pernah berhenti bejualan. "Sekarang ini, kan, durian montong sudah banyak di supermarket. Kalau enggak ada durian Jepara, kami pakai durian montong.  Di sini juga bukan hanya pasar durian, lebih tepatnya pasar buah. Makanya, kami akan terus berjualan."

Lokasi pasar yang strategis yaitu persis di tepi jalan raya Kudus-Jepara, membuat warung Bu Temu tak pernah sepi. Pengunjung pun tak hanya puas makan di sana. "Banyak lho yang minta dibungkus plastik untuk dibawa pulang," kata Iswati. Memang benar, siang itu Iswati dan ibunya sering membungkus ketan atau dawet durian. "Dari dua menu ini, dawet durian yang lebih banyak peminatnya," kata Iswati. Dawet durian memang mak nyus disantap di siang yang panas itu.Henry