Mengintip Bisnis Kemasan Unik (2)

By nova.id, Jumat, 15 Juli 2011 | 02:18 WIB
Mengintip Bisnis Kemasan Unik 2 (nova.id)

Mengintip Bisnis Kemasan Unik 2 (nova.id)
Mengintip Bisnis Kemasan Unik 2 (nova.id)

"Bongky (boks funky) tampil dalam kesan personal dan eksklusif kerap dipesan untuk goodie bag ulang tahun anak-anak. (Foto: Dok Pri) "

Desain Bebas

Seperti apa desainnya? "Bebas saja, tergantung konsumen. Kalau ingin menampilkan foto, disarankan yang resolusinya tinggi agar tidak pecah saat di cetak." Pengerjaan tongky atau bongky memerlukan waktu satu minggu. Tak hanya dari Jabodetabek, konsumen juga banyak yang berasal dari luar kota seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Bahkan dalam waktu dekat ada pesanan yang akan dibawa ke Singapura dan Malaysia. Kebanyakan mereka pesan saat sedang di Jakarta, lalu dibawa ke tempat asalnya. Atau bisa juga dikirim melalui jasa titipan kilat.

Untuk usaha yang telah berlangsung setahun ini, Ina dan Riko mengandalkan tempat digital printing yang memiliki kualitas tinta dan kertas yang bagus. Juga tukang pond yang bisa membuat pola lekukan untuk membentuk boks atau kantong. "Biasanya setelah di cetak, kantong atau boks kami bawa pulang untuk ditambahi tali, pita, atau aksesori lainnya. Ada juga yang warnanya sengaja dibuat hitam-putih agar bisa diwarnai oleh anak-anak."

Harganya cukup bervariasi, tergantung jumlah dan ukuran kemasan. "Harga per buah untuk tongky Rp 10-15 ribu dan bongky Rp 30-35 ribu. Ukurannya mulai dari 10x20 cm sampai 18x18 cm. Saat ini kami belum bisa menerima order terlalu banyak, maksimal 120 buah," imbuh Ina. Kebanyakan kemasan dibuat untuk goodie bag ulang tahun, suvenir, lamaran atau pengajian menjelang pernikahan. Bila pesanan sedang banyak, selain mengerjakannya nyasepulang kerja, tak jarang akhir minggu mereka "kejar setoran" menyelesaikan pesanan.

"Selain tongky atau bongky, kami juga bisa menerima pesanan kartu undangan, isi suvenir (buku mewarnai, puzzle, krayon) berdasarkan keinginan. Harganya tentu saja di luar kemasan," ujar Ina yang mengaku mendapat laba berkisar 50-70 persen dari setiap pesanan.

Ade Ryani