Kiat Sukses Roemah Pastry Wahyu Austin 1 (nova.id)
Di awal usahanya, Agus dan Tutik didukung seorang teman, yang biasa mereka sapa Pak Azan, yang juga memiliki bisnis kuliner. Pak Azan inilah yang meminjami modal berupa alat produksi membuat pastry untuk Agus dan Tutik.
"Dukungan penuh Pak Azan ketika itu memang membuat kami jadi bersemangat membuka usaha dan akhirnya kami merasa yakin dengan hasil olahan pastry kami. Lambat laun memang kami merasakan dampaknya, semakin banyak orang yang memesan pastry kami, padahal kami tidak melakukan promosi besar-besaran, lho, hanya lewat gethok tular saja, alias dari mulut ke mulut," terang Agus.
Mulanya, usaha pastry ini pun tak langsung berjalan mulus. Sejumlah ujian kerap mereka hadapi misalnya, ada pelanggan yang tega tak membayar hasil jerih payah mereka. "Biasanya cobaan memang datangnya di awal usaha. Bahkan, ketika sudah merasa yakin usaha akan maju pun, ada saja cobaannya. Tinggal kitanya saja, kuat atau tidak mengahdapi dan menjalaninya. Semua itu saya jadikan pengalaman berharga dan pembelajaran. Dari situ kami jadi tahu cara mengatasinya. Dan kami yakin, rezeki tak akan ke mana, kok," tukas Agus.
Kiat Sukses Roemah Pastry Wahyu Austin 1 (nova.id)
Kiat Sukses Roemah Pastry Wahyu Austin 1 (nova.id)
"Kedua buah hati Agus dan Tutik sudah mulai menampakkan bakat dan minatnya di bidang kuliner. Bahkan Si Sulung Wahyu memiliki keahlian mengolah cokelat. (Foto: Swita A Hapsari) "
Bakat Menurun
Uniknya, bagai istilah "Buah tak jatuh jauh dari pohonnya", kedua anak Agus dan Tutik ternyata gemar masuk dapur. Bahkan keduanya pun memiliki bercita-cita ingin menjadi chef dan menggeluti bisnis kuliner seperti kedua orangtuanya. Si Sulung Wahyu memiliki keahlian mengolah cokelat, bahkan salah satu perusahaan dari Singapura, Edible Printing, mengajaknya tur ke lima kota untuk mendemokan olahan cokelatnya bersama salah satu chef ternama asal Jakarta, Steven Ho.
"Jangan heran, Wahyu dan Austin kini sudah terlatih berwirausaha, lho. Jadi sepulang sekolah kalau sedang tidak ada ulangan atau PR, mereka berdua membuat kue cokelat dan menjualnya di rumah dengan harga mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 10 ribu. Malah sudah ada ada beberapa tawaran buat mereka untuk membuat cokelat. Honornya mereka kelola sendiri," kata Tutik.
Sejak TK, lanjut Tutik, Wahyu memang sudah terlihat berminat pada kegiatan amsak-memasak. Ketika itu, Wahyu sudah sanggup membuat omellete, sosis goreng dan lainnya. "Biar bisa masak sendiri, saya sampai belikan dia dingklik yang ditaruh di bawah kompor biar badannya lebih tinggi dari kompor," kisah Tutik soal si sulung. Bakat sang anak memang didukung kedua orangtuanya, kendati sekolah tetap jadi nomor satu untuk saat ini.