Kini, ada 200 jenis kerajinan yang biasa dibuat Yanto, mulai dari tempat tisu, tatakan gelas, wadah kartu nama, topeng, cermin, baki, funitur bambu, gelang, sandal, dan aksesori. Kayu yang dipakai mulai dari jenis gemelina, albasia, jati putih, mahoni, pule, kayu kembang kenanga, dan akasia. Produk ini sudah dijual ke Jogja, Jakarta, Bandung, Solo, Kalimantan, Bali.
Lalu, apa istimewanya batik di atas kayu? "Proses membatiknya hampir sama, pakai canting. Tapi, membatik di kayu, harus orang yang pintar membatik." Membantik di atas kayu juga dibutuhkan pewarna batik yang biasa digunakan pada kain. "Batik kayu tentu lebih awet dan bagus. Mau pakai warna klasik atau modern, bisa diterapkan semua," kata Yanto.
Yanto pun yakin, prospek kayu batik sangat bagus. "Syaratnya, harus rajin ikut pameran dan menjalin hubungan baik dengan buyer dari luar negeri." Uniknya, Yanto juga melibatkan penduduk sekitar untuk ikut mencicipi rezeki yang didapatnya. "Biar ibu-ibu di sini tak cuma diam, saya ajak mereka membantu membatik, mulai dari awal pengerjaan sampai finishing," ujar Yanto yang sudah 10 tahun jadi Kepala Dusun Jarum.
Noverita