Duka juga menyelimuti keluarga Sumaryani di Jalan Kampung Bustaman 146, Semarang. Yani, panggilan akrab Sumaryani, adalah pramugari pesawat Merpati yang jatuh di perairan Kaimana, Papua. Sebagai anak sulung, Yani adalah pengganti almarhum ayahnya. "Sejak kecil dia memang ingin jadi pramugari. April 2003, dia diterima di pendidikan kepramugarian di Bogor dan lulus seleksi. Akhirnya bergabung dengan Merpati," cerita sang bunda, Suratmi, dengan sedih.
Tak ada firasat di hari yang nahas itu. Malah, rencananya Yani akan cuti tiga hari, pulang ke Semarang untuk mengantar mertua dan suaminya berangkat umrah tanggal 15 Mei mendatang. "Terakhir komunikasi, Yani menelepon tanggal 7 Mei jam 10.00 pagi. Saat itu dia sedang di Kupang menuju Kaimana. Memang baru sekali itu Yani ke Kaimana."
Sedangkan pertemuan terakhir anak dan ibu ini berlangsung di Surabaya, awal April silam. "Yani membelikan saya banyak obat-obatan, peralatan mandi, baju, dan sandal. Yani juga sempat memberangkatkan saya umrah tanggal 14 April lalu," ujar Suratmi. Sebelumnya, Yani juga memberinya bungkusan berisi sajadah dan mukena berwarna merah. "Katanya, mukena dan sajadah itu pasti bagus dipakai saya. Sampai saat ini bungkusan itu masih belum saya buka. Biarlah jadi kenang-kenangan indah Yani buat saya," tutur Suratmi sambil menyeka air matanya.
Debbi Safinaz, Swita A Hapsari