Keberangkatan Teddy ke Kaimana, tutur Ice, dalam rangka memangku jabatan baru sebagai Kabag Operasional Polres Kaimana. "Tapi belum lagi menjalankan tugas itu, Tuhan telah memanggilnya sekeluarga." Sang cucu, lanjutnya, "Seperti sudah punya firasat. Saya dapat cerita, katanya Abi (panggilan sang cucu, Red.) sempat tak mau ikut naik pesawat. Ternyata akhirnya seperti ini. Dia cucu kesayangan. Meski saya di Bandung dan mereka di Papua, kami sering mengobrol di telepon."
Jenazah cucu tercintanya ditemukan Tim SAR Senin (9/5) pagi waktu Kaimana, kala jenazah ayahandanya tengah disemayamkan di masjid Perumahan Graha Raya Regency, Serpong, Tangerang. Kabar itu disambut lega oleh keluarga Ice. Teddy dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. "Saya bersyukur kepada Allah karena Abi ditemukan sehingga bisa dimakamkan bersanding dengan ibunya di Bukittinggi."
Masalah pemakaman yang terpisah, kata Ice, "Bukannya kami tidak sayang pada menantu dan cucu. Sebagai orangtua, kami bisa memahami perasaan duka dan keinginan orangtua Irma. Makanya waktu mereka menelepon saya dan memohon untuk meminta jenazah Irma dan Abi, ya, kami ikhlaskan. Kami ingin tetap menjalin tali silaturahmi dengan keluarga Irma. Keluarga Teddy berpisah bukan diputus oleh manusia, melainkan diputus oleh Allah." Di mata Ice, Irma adalah menantu yang baik dan ia sayangi. "Dia istri yang baik, pandai mengatur dan menata rumah. Rumahnya bersih dan rapi. Tutur katanya juga lembut."
Kini, kelembutan Irma, kelucuan Abi, dan kasih-sayang Teddy pada Ice cuma tinggal kenangan. Kenangan terindah yang tak akan pernah dilupakan Ice.
Rini Sulistyati / bersambung