Kisah Unik di Balik Pentas Wayang Semalam (2)

By nova.id, Minggu, 1 Mei 2011 | 20:29 WIB
Kisah Unik di Balik Pentas Wayang Semalam 2 (nova.id)

Kisah Unik di Balik Pentas Wayang Semalam 2 (nova.id)

"Ni Wiwik rajin cari informasi untuk memperkaya materi pentas wayangnya (Foto: Laili Damayanti) "

Nyi Wiwik Sabdolaras Setia Pada Pakem

Bisa dikatakan, blue print untuk menjadi dalang sudah terpatri dalam diri wanita bernama asli Dwi Tristi Hartini (32) ini sejak ia kecil. Ya, profesi dalang memang sudah akrab di keluarga dalang wanita yang kondang dengan nama panggung Nyi Wiwik Sabdo Laras, karena kakek dan ayahnya adalah dalang.

"Kebetulan Bapak memang seorang dalang dan sering mengajar ndalang di rumah," ungkap wanita yang sudah aktif mendalang sejak masih duduk di bangku SMK sekitar tahun 1995. Dorongan ini lalu membuat Wiwik nekat hijrah ke Solo selepas dari bangku SMP untuk menuntut ilmu pedalangan di SMKI Pedalangan Solo.

Menurutnya, kota Solo yang sudah dikenal sebagai kota budaya Jawa adalah tempat yang tepat untuk memperdalam ilmu pedalangan. Sejak awal menuntut ilmu di sana, Wiwik mulai mengembangkan sayap sebagai dalang profesional. Ini karena sekolah sangat memfasilitasi siswanya untuk berkarya sejak dini.

"Awal-awal mendalang saya tidak dibayar. Tapi, menurut saya tidak masalah karena saya masih mencari nama dulu," ungkap Wiwik mengingat pesan seorang kawan yang ia pegang teguh sebagai prinsip ketika ia mulai mengembangkan sayap kariernya. Perlahan-lahan, jadwal manggung Wiwik pun mulai padat.

Kini, dalam sebulan Wiwik bisa lebih dari 10 kali pentas. Dalam sekali pentas Wiwik memasang tarif mulai Rp 15 juta sampai 40 juta.

"Ketentuan tarif ini tergantung dari jauh atau dekat lokasi si pemesan dan siapa yang memesan," tutur Wiwik yang juga menetapkan pemesanan sebaiknya sebulan sebelum hari H berlangsung.

Kendati telah memiliki jam terbang cukup tinggi, Wiwik mengaku tetap ada hal yang membuatnya masih kurang puas selama menjadi dalang wanita. Menurutnya, orang masih kerap memandang sebelah mata terhadap dalang wanita. Ini disebabkan, pekerjaan dalang wanita berkaitan dengan kegiatan malam dan dunia hiburan.

Selain soal imej seorang wanita pekerja hiburan tradisional yang masih dianggap negatif, Wiwik mengaku, memang masih belum bisa menyetarakan diri dengan dalang pria karena persoalan stigma. Masyarakat sudah terlanjur menganggap dalang pria lebih kuat dan luwes membawakan pertunjukan wayang semalam.

Perlahan, Wiwik pun membuktikan kepada banyak orang, dalang wanita juga punya pamor tersendiri. Pada 1999 Wiwik bahkan pernah ditanggap hingga ke Sumatra. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah, sudah hampir seluruh wilayahnya pernah disinggahi Wiwik.

 Dapat dikatakan, kunci sukses Wiwik terletak pada kualitas pakem cerita wayang yang dibawakannya. Mulai dari memperdalam wawasan dengan membaca buku-buku, juga selalu update informasi untuk dijadikan materi dalam setiap pertunjukannya. Bagi Wiwik, membawakan pakeliran semalam bukan hanya memenuhi unsur hiburan, tetapi juga sebagai sarana informasi dan memberikan filosofi hidup kepada banyak orang.

 Berkat kegigihannya, di ajang Festival Dalang Wanita se-Jawa Tengah tahun 2008 Wiwik memenangi kategori Dalang dengan Penampilan dan Pengiring Terbaik. Kini, wanita yang tinggal di dusun Klopo, Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang ini patut bangga karena mampu mengangkat harkat dalang wanita.

Laili, Noverita