Wisata ke Bumi Sriwijaya

By nova.id, Rabu, 20 April 2011 | 08:09 WIB
Wisata ke Bumi Sriwijaya (nova.id)

Di restaurannya yang berkapasitas 165 orang, Maria mengaku tiap hari menerima pesanan yang akan dibawa ke luar kota. Kata Maria, lenggang pangangnya itu bisa tahan dua hari. ''Yang penting kalau pas mau disantap, dipanaskan lagi,'' ucapnya menutup perbincangan.

Adzan Magrib pun tiba. Perlahan tapi pasti, semburat senja berubah menghitam. Perlahan lampu-lampu berwarna-warni mulai menyala merambati besi-besi baja Jembatan Ampera. Sungai Musi pun bermandi cahaya. 

Songket Tangga Buntung

Wisata ke Bumi Sriwijaya (nova.id)

"Songket Sukri (Foto: Rini) "

Berkunjung ke Bumi Sriwijaya yang November mendatang bakal menjadi ajang Sea Games, jangan hanya berwisata kuliner. Tengoklah kerajinan songketnya yang megah dan indah. Songket dikenal di Palembang sejak zaman kerajaan Swiwijaya yang terkenal dengan kekayaan emasnya. Bila Anda berkunjung ke Museum Sultan baharudin II di pinggir sungai Musi, akan menemukan keterangan asal kata Songket. Yakni berasal dari kata tusuk dan kit kemudian lazimnya menjadi suk kit dan lama-lama pengucapannya bergeser menajdi songket.

Kini, kerajinan songket tak hanya berupa sarung dan selendang saja, melainkan sudah berkembang menjadi kerajinan souvenir mungil yang cantik-cantik. Para pelancong bisa menemukannya di kawasan Ulu dan Ilir. Di Ilir, Anda bisa mengunjungi kawasan Tangga Buntung sekitar dua kilometer dari Museum Sultan Badarudin II. Sementara di kawasan Ulu, ada di Kebun Pisang Seberang Ulu. Di dua tempat ini, warga masih membuat kain songket dari tingkatan berharga murah, hingga pembuat replika songket tua yang harganya jutaan rupiah.

Salaj satu perajin songket di Ilir yang memiliki bengkel kerja di rumahnya adalah, Sukri S.Ag. Ketika NOVA datang ke galerinya, rausan kain songket nan cantik terpajang di lemarinya dengan rapi. Menjelang Sea Games November mendatang di Palembang, Sukri sudah menyiapkan aneka souvenir mulai dari gantungan kunci, tempat pensil, dompet hingga kopiah dengan harga murah meriah.Rini Sulistyati