Waspada Korban Hipnotis

By nova.id, Kamis, 14 April 2011 | 10:20 WIB
Waspada Korban Hipnotis (nova.id)

Waspada Korban Hipnotis (nova.id)

"Mardigu (Foto: Krisna) "

Kasus yang menimpa Lian Febriani, 26 tahun, calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kementerian Perhubungan bisa menimpa siapa saja. Seperti ditetahui, setelah menghilang, Kamis (7/4) , Lian baru ditemukan di sebuah masjid di kawasan Puncak, Bogor, Jumat (8/4).  Yang menyedihkan, saat ditemukan, ibu satu anak itu dalam kondisi linglung dan tak mengenali dirinya sendiri. Lian, bahkan mengaku bernama Mariam.

Peristiwa yang dialami Lian, di mata praktisi hipnoterapi, Mardigu WP sangat sadis. "Kelompok itu menjanjikan surga untuk korban. Tapi malah menjauhkan korban dengan anaknya," jelas Mardigu. Ya, sejak ditemukan, Lian sudah tak mengenali dirinya sendiri, juga anak semata wayangnya. "Ini, kan, sangat sadis."

Lian, lanjut Mardigu sudah dicuci otaknya. "Cuci otak itu memang salah satu teknik hipno terapi. Caranya dengan menghapuskan data lama dan mengisi data baru." Mardigu mencontohkan, seorang yang hobi minum manis, padahal ia ingin diet. "Maka dalam otaknya harus diisi data, air putih itu rasanya manis. Nah, pas minum air putih, rasanya seperti minum teh manis. "

Begitu juga anak yang kecanduan games. Di otaknya, kan, sudah tertanam, main games itu asyik. Akibatnya, saat belajar, dia tidak bisa konsentrasi. "Makanya pengertian bahwa main games itu asyik, harus dihilangkan, dirubuhkan," jelas ayah 4 anak ini.

Komunitas yang merekrut Lian ini berbeda dengan kelompok-kelompok yang selama ini meresahkan masyarakat. Mereka juga tak ada kaitannya dengan politis maupun teroris. "Mereka itu berupa komunitas. Nah, dalam komunitas itu mereka harus satu paham. Makanya paham-paham anggotanya yang bertentangan dengan komunitasnya harus dihilangkan."

Untuk menarik pengikut, komunitas ini menjanjikan punya "Kunci Surga". Itu janji kelompok ini untuk menjerat mangsanya. "Karena janji yang diberikan itu janji tertinggi, maka untuk mengembalikan ke pemahaman awal agak sulit. Karena janji apa lagi di atas surga? Tidak ada, kan?"

Hanya saja, menurut Mardigu, Memorio  Lian tetap bisa dikembalikan seperti semula. "Dia harus datangke psikoterapis. Bisa seorang psikolog atau  hipno terapis." Tidak perlu diberi obat-obatan karena uratnya tidak putus, hanya salah saja. Jika tidak diterapi, maka sepanjang waktu dia akan disorientasi dan akan mudah kembali ke kelompoknya."

Peran keluarga memang penting. "Dia harus dibangkitkan memori yang positif. Misalnya kegembiraan ketika main di Ancol, ketika melahirkan anak dll. Dengan begitu emosinya akan muncul." Hanya saja, jika terapi ini hanya ditangani keluarga, prosesnya penyembuhannya akan lamban. "T=Yang sering terjadi keluarga sudah bosen, pasien belum sembuh total."

Lalu apakah ciri-ciri orang yang sudah dicuci otaknya? "Sangat gampang. Dia tidak akan bisa ngomong 5-10 kata tanpa kata 'jihad', 'hijrah, atau 'daulah islam'. Kadang tiba-toiba ia bicara soal kebenaran Islam."

Nah sebelum disekap kelompoknya, sebaiknya angota keluarga yang mempunyai cirri-ciri tersebut segera diterapi. "Kalau disekap, proses pengembalian memorinya akan lama. Karena teknik pencucian otak mereka sangat sadis."Krisna