"Saya bikin Rumah Terindah Pusdiklat Film. Kenapa saya beri nama Rumah Terindah, karena di sini siapa pun bisa bikin film dan jadi aktor atau aktris. Tak terbatas oleh usia, jenis kelamin, cantik atau tidak cantik, ganteng atau tidak ganteng, anak-anak atau pun kakek-nenek, semua bisa ikut bergabung di Rumah Terindah. Makanya, saya buka kelas film untuk usia 7 tahun sampai 70 tahun," tutur Rudi.
Rudi mengaku, Rumah Terindah Pusdiklat Film tercipta lantaran kegelisahannya melihat industri film saat ini. Menurutnya, industri film sangat 'jahat' karena tidak memberikan kesempatan luas kepada orang-orang yang secara umum dianggap tidak cantik atau ganteng, tidak langsing, dan sudah berusia tua, namun memiliki potensi besar untuk menciptakan sebuah film dan berakting mumpuni.
"Lihat saja, film yang ada di bioskop sekarang ini pemerannya itu lagi, itu lagi. Padahal potensi orang Indonesia begitu besarnya. Cerita film yang diangkat pun itu-itu saja, tidak variatif. Oleh karena itu, saya punya mimpi, semua orang bisa bikin film dan semua orang bisa berakting. Itulah mengapa saya bikin Rumah Terindah, yang metode belajarnya menurut sebagian orang cukup 'gila' karena cenderung beda dengan pusdiklat film pada umumnya," kata Rudi sambil tertawa.
Bagi yang ingin bergabung dengan Rumah Terindah, kata Rudi, cukup merogoh kocek sebesar Rp6 juta. Namun uniknya, Rudi tak memberikan target waktu sampai kapan seseorang akan 'lulus' dari Rumah Terindah. Hal inilah yang menurutnya menjadi pembeda Rumah Terindah dengan pusdiklat film lainnya.
"Menurut saya, belajar itu seumur hidup, jadi orang yang mau belajar film di sini bisa seumur hidupnya. Pokoknya, mereka yang bertahan di Rumah Terindah akhirnya bisa sampai bikin film dan main film. Setelah itu, mereka berkembang sendiri, bertemu komunitas film lebih luas, dan akhirnya bisa lepas dari Rumah Terindah untuk melanjutkan hidupnya," papar Rudi bangga.
Di Rumah Terindah, peserta akan mendapatkan ilmu seputar pembuatan film dan akting. Di antaranya mempelajari tentang sound, design, lighting, post priduction, directing, script writing, director of photography, dan acting portfolio.
Selama mengasuh dan mendidik di Rumah Terindah yang hanya membuka kelas di hari Sabtu dan Minggu pada pagi hingga sore hari sehingga semua orang bisa mengikutinya, Rudi bersama 'anak didik'nya akhirnya berhasil membuat tiga film yang tak lama lagi akan rilis di sejumlah bisokop di Indonesia. Ketiga film berbeda genre ini berjudul Skenario Tuhan, Bara Di Negeri Hijau, dan Helldresser.
"Setelah bikin tiga film bersama 112 orang dari Rumah Terindah, yang merupakan kru, sutradara, penulis skenario, dan pemain, saya sedang bikin film ke-4 dan ke-5 yang akan rilis tahun ini juga, sekitar bulan Agustus nanti. Di film ke-4 saya mix dengan para pemain film yang sudah lebih dulu populer, supaya anak-anak Rumah Terindah bisa berkembang. Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Rudi yang masih merahasiakan kisah film terbarunya.
Intan/Tabloidnova.com