"Bayangkan saja, dengan smartphone di tangan semua orang bisa merekam peristiwa di mana saja dan kapan saja. Tak perlu biaya besar, tak perlu proses editing yang rumit, bisa langsung didistribusikan melalui viral digital, misalnya YouTube. Beres! Selanjutnya, semua orang sejagad bisa melihat video yang dia posting. Itu saja sudah bisa disebut film," tutur Rudi dengan nada berapi-api saat ditemui di acara bincang-bincang tentang film di ajang Indonesia Creative Week (ICW) 2014 yang digelar di Skenoo Hall Gandaria City, Jakarta.
Rudi mengingatkan, memang tak semua video peristiwa yang direkam seseorang bisa dikategorikan sebagai film yang memiliki nilai estetika atau pesan moral. "Itulah gunanya ketika kita sedang berada di suatu tempat dan melihat sebuah peristiwa yang dianggap memiliki nilai untuk bisa menggugah perasaan orang lain, itu sudah luar biasa. Peristiwa luar biasa ini bisa secara tak sengaja ditemui atau sengaja dibuat. Tapi intinya, saat ini jika ingin bikin film sudah tak perlu lagi pusing soal biaya dan lain sebagainya,"ujar pria bertubuh tinggi ini.
Lantas apa yang perlu dilakukan untuk memulai membuat film dengan cara sederhana dan berbiaya murah? Rudi menyarankan, "Lakukan saja terus, latihan menggunakan smartphone juga sudah cukup. Dan jangan pernah berpikir rekaman peristiwa itu harus diedit di kemudian hari. Kalau orang yang merekam peristiwa itu sesaat setelah merekam gambar meninggal dunia, bagaimana? Jadi usahakan ambil gambar sebaik mungkin dan sekali jadi. Tapi sekarang, kan, sudah banyak aplikasi editing video yang bisa diunduh dengan mudah."
Selanjutnya, kata Rudi, memperkaya video yang direkamnya dengan 'mengisi' cerita yang ingin disampaikan kepada penonton. Caranya, dengan banyak berdiskusi dengan banyak orang, terutama orang-orang yang memang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia film agar konsep video yang akan dibuat semakin kuat.
"Untuk membuah sebuah film, saya biasanya menentukan tokoh-tokohnya dulu baru bikin ceritanya. Tokoh si A latar belakangnya apa, di kemudian hari tokoh si B bagaimana, dan sebagainya. Tapi pada dasarnya, dalam membuat film seseorang harus punya tiga unsur dalam hidupnya, yakni fokus, konsisten, dan berdedikasi," tegas Rudi.
Intan/Tabloidnova.com