"Awalnya karena saya suka public speaking. Akhirnya coba casting untuk. presenter, dan alhamdulilah dapat kepercayaan lagi di situ. Saya percaya dengan kekuatan ucapan dan keinginan keras. Dulu saya pernah berangan-angan, kenapa di Indonesia enggak ada program infotainment yang memberitakan apapun dari dunia hiburan tanpa gosip. Ternyata saat program itu ada, saya dipercaya untuk membangun program itu. Ini satu mimpi yang terwujud. Sekarang jalan setahun dan saya. enjoy banget," ungkap Deva saat berbincang dengan tabloidnova.com di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Senayan, Jakarta Selatan beberapa saat lalu.
Tak sekedar bermodalkan tampang dan popularitas belaka, Deva mengaku ia selalu mencoba menggeluti segala informasi yang berkembang di dunia hiburan demi menambah bahan materi sebagai presenter.
"Entertainment News itu harus bicara side story. Jadi mau enggak mau saya harus browsing. Saya selalu live on cam jam 09.00 pagi. Jam 07.00 saya minimal sudah standby karena jam 07.00 adalah waktu saya untuk browsing berita tentang si artis, apa yang bisa diangkat yang tetap berdasarkan fakta pastinya. Kalau tidak punya fakta maka yang keluar akan berupa opini yang bisa menggiring ke gosip," ujar Deva yang pernah sekali mencoba untuk hadri di lokasi syuting Entertainment News tanpa menggali informasi terlebih dahulu dan hasilnya berantakan.
"Saya pernah coba enggak baca dan langsung. on air dan ternyata seperti membodohi diri sendri. Kayak bunuh diri karena enggak tahu mau ngomong apa. Akhirnya sekarang jadi kebiasaan untuk bangun pagi dan browsing dan melihat dunia hiburan dari angle berbeda," kata Deva yang seringkali tak ragu menggunakan latar belakang ilmu hukum yang dikuasainya di perguruan tinggi untuk memperkuat informasi dari sebuah berita hiburan yang dibawakannya."Background pendidikan saya kan hukum Mungkin cara terbaik untuk menyampaikan berita adalah dengan jadi diri saya sendiri, apa yang saya kuasai. Kebanyakan kalau bahas kasus kita cenderung membahas dan memojokkan tersangka atau iba ke korban. Kenapa enggak menghadirkan fakta baru untuk membuat orang berpikir dua kali untuk melakukan hal itu? Pendekatannya sperti itu, angle-nya seperti itu. Enggak men-judge dan menghakimi tapi kasih fakta. Tapi teman-teman yang background-nya fesyen juga lebih dalam di fesyen. Lebih ke sharing saja sih."
Yetta/Tabloidnova.com