"Karena itu sekarang mungkin perubahannya saya lebih menghargai waktu. Sesedikit apapun waktu yang saya punya, kalau bisa spend dengan orng terkasih, saya kan lakukan itu. Saya juga sekarang lebih menghargai orang-orang yang support saya, berdoa tanpa pamrih memberikan masukan kepada saya. Saya menghargai orang di sekitar saya," kata Deva kepada tabloidnova.com.
Bicara soal orang terkasih, tentu saja Deva tak aka bisa melupakan peran keluarga, terutama orang tuanya yang kini menetap di Timika, Papua. Meski tak sering pulang ke kampung halaman, Deva tak pernah mengecilkan porsi dan dukungan keluarganya.
"Saya memang jarang balik ke Papua. Sekarang kan lagi dalam kontrak kerja, jadi enggak bisa seenaknya izin. Tapi sebisa mungkin, di momen-momen besar saya akan meluangkan waktu untuk pulang. Insya Allah sebulan nanti di bulan puasa saya akan pulang. Kangen banget sama keluarga. Saya tahu mereka selalu berdoa untuk saya tapi pasti mereka pengin lihat saya langsung," ujar pria yang kerap menghabiskan waktu luangnya dengan membaca dan berolahraga ini.
Mungkin karena dukungan doa dari keluarga dan orang terkasih pula yang menjadikan Deva bisa tampil sebagai sosok yang positif. Kata pria berusia 24 tahun ini, kini sebisa mungkin memang ia menjauhkan diri dari orang-orang negatif.
"Percaya tidak percaya, positifitas dan negatifitas itu menular. Kalau mau jadi good, kamu harus berada di sekitaran yang good pula. Saya enggak punya acuan khusus mau jadi apa. Tapi kalau ditanya, mau jadi siapa, saya mau jadi Deva Mahenra 10 tahun ke depan. Enggak tahu kan saya 10 tahun lagi seperti apa? Karena saya cuma mau jadi diri saya sendiri," ujar pria yang saat masih mengaku jomblo dan belum berpikir untuk menikah dan malah mengutamakan membangun karier.
Yetta/Tabloidnova.com