Tabloidnova.com - Pedangdut dan penari jaipong Liza Natalia (38) memang semakin jarang terlihat di layar kaca sejak menjadi pemilik studio dan instruktur senam. Namun belum lama ini ia mengaku memang beberapa bulan lamanya tak berada di Jakarta demi mempelajari ilmu zumba, olah raga yang lebih banyak mengandalkan gerakan mirip tarian atau dance.
Ke manakah Liza mempelajari zumba? "Saya ke Amerika Serikat, Belanda, Australia, Malaysia, dan Singapura, total tiga bulan kemarin saya benar-benar mempelajari berbagai jenis zumba. Setiap negara saya pelajari jenis zumba yang berbeda-beda. Seru sekali dan ilmu ini bisa diterapkan di studio saya nantinya. Apalagi saya memang sedang gencar mempromosikan zumba," ujarnya sambil tersenyum, saat ditemui tabloidnova.com.
Di Amerika Serikat, tepatnya di Los Angeles, Liza mempelajari Zumba Fitness, yakni zumba untuk usia 15 tahun ke atas dan bagi mereka yang memang sudah terlatih dan secara rutin berolah raga dan fitness. Di AS, Liza mengaku menghabiskan waktu selama sebulan. "Sebenarnya ikut kelas zumbanya hanya 10 hari, tapi saya tambah waktunya karena ikut kelas dance lain. Ada African Dance, Mexican Dance, dan Street Dance."
Di Belanda, Liza mempelajari Zuma Gold yang diperuntukkan bagi manula usia 50-70 tahun yang masih bugar, serta Zumba Gold Chair untuk orang-orang yang harus berolah raga dibantu dengan kursi. "Misalnya, yang sudah mengalami osteoporosis, orang cacat yang harus menggunakan kursi roda, atau yang pernah cedera dan mengalami patah tulang. Jadi gerakannya tak ada hentakan, tapi tetap ada musiknya."
Liza pun mempelajari Zumba Kids saat berada di Belanda, yakni zumba yang dapat diikuti oleh anak-anak usia 4-12 tahun. Selanjutnya, Liza betolak ke Austraia untuk mengikuti kelas Zumba Fitness dan Zumba Gold lanjutan, kemudian ke Malaysia untuk mempelajari Zumba Aqua, yakni melakukan gerakan zumba di dalam air. "Zumba dalam air ini unik sekali, karena ternyata manfaatnya untuk memperkuat jantung dan pernapasan," urainya.
Dan di Singapura, Liza berkesempaan mengikuti kelas Zumba Maracas, yakni zumba dengan alat musik marakas yang harus dipegang oleh tangan kiri dan kanan. "Zumba yang ini kelihatannya lebih ke fun, ya, tapi sebenarnya lebih banyak gerakan di tangan untuk membentuk dan mengencangkan lengan. Musiknya juga asyik untuk diikuti," ceritanya kepada tabloidnova.com sembari tersenyum.
Sayangnya, kata Liza, di Indonesia masih belum banyak toko atau butik yang menyediakan peralatan dan aksesori atau pakaian khusus untuk zumba. "D luar negeri sudah banyak butik khususnya. Ada jaketnya, aksesori gelangnya, bahkan sepatunya. Tapi karena di Indonesia belum ada, bagi yang mau ikut zumba cukup pakai kaus dan celana yang nyaman dan sesuai untuk olah raga, plus sepatu keds saja," saran Liza sambil mengatakan, para muridnya banyak yang mengikuti kelas zumba di studio senamnya dengan alasan untuk mengurangi stres.
"Benar, lho! Murid-murid saya bilang, habis kena macet di Jakarta, punya masalah di rumah dan di kantor, langsung hilang setelah ikut zumba. Malah yang harusnya zumba cukup dilakukan 30 menit sampai 1 jam, eh minta ditambah sampai 2 jam, dan mereka mengaku enggak capek. Memang benar, sih, zumba itu easy to follow dan feel the music. Bisa sambil teriak juga, jadi stres pun bisa hilang," tukas Liza sambil tertawa.
Intan/Tabloidnova.com