"Kami sangat menyayangkan dari pihak penggugat tidak melampirkan sertifikat rumah di Kemang, malah sertifikat-sertifikat yang bukan milik Farhat dan Nia lagi. Justru rumah di Kemang tidak pernah di tampilkan dalam persidangan. Kami enggak tahu alasannya apa. Tapi itu sudah mengaburkan harta gono gini," ungkap Miftaahul Jannah, SH, pengacara Nia. Sebaliknya, pihak Nia mengklaim bahwa rumah Kemang tersebut sepenuhnya adalah miliknya. Sertifikat atas nama Nia dan begitu pula dengan kuitansi pembayaran. Isu soal kepemilikan sebuah villa di kawasan Bogor pun dikemukakan oleh pihak Farhat. Tapi mereka bersikukuh bahwa villa itu bukan milik Farhat, melainkan milik orang tuanya, karena itu tidak bisa dijadikan bagian dari harta gono-gini. "Kalau masalah villa, saya pernah tanya ke Farhat itu bukan punya Nia atau Farhat tapi itu punya atas nama Ibunya Farhat dan dalam bukti penggugat itu tidak ditampilkan," ucap Miftaa saat ditemui tabloidnova.com. Meski bersikukuh soal harta gono-gini, tapi jika menyangkut soal hak asuh Angga Hadi (10), anak hasil pernikahan Farhat dengan Nia, tampaknya Farhat bisa melunak. "Anaknya dibawah umur memang diserahkan ke Nia ya, dan Farhat sebagai bapaknya akan memberi nafkah sehari-hari dan juga perhatian."
Yetta/Tabloidnova.com