"Dulu, pola hidup saya memang kurang baik. Saya memakai kartu kredit untuk modal bisnis atau mengambil uang. Parahnya, saat bisnis jatuh, saya hanya bisa membayar cicilan minimumnya saja, sampai dikejar debt collector. Akhirnya, ya gali lobang tutup lobang, deh," cerita Steny yang dulu membuka bisnis furnitur ini.
Steny tak menyangka bunga kartu kredit itu ternyata sangat mencekik. Akhirnya, ia mencoba mengurangi utang dengan berutang lagi. "Ternyata, malah ada masalah baru. Barulah saya sadar dan mulai membayar utang-utang tersebut dengan cara mencicil dan membuat surat perjanjian,"ceritanya saat ditemui tabloidnova.com di salah satu acara di Makassar.
Gaji yang diperoleh dari pekerjaan atau usaha sampingan, Steny pakai untuk membayar utang. Sampai utang tersebut benar-benar habis. "Setelah itu, hidup saya mulai dari nol dan kembali bangkit. Kalaupun punya kartu kredit pakai seperlunya, misalnya ketika bertemu klien di kafe atau restoran, biar cepat transaksinya pakai kartu kredit."
Bangkitnya Steny justru membuat dirinya cinta keuangan, paham tentang reksa dana atau melihat pergerakan saham di luar negeri. "Sampai akhirnya saya bisa mengurus keuangan sendiri," papar Steny yang juga berhati-hati saat berada di ATM. "Menutupi mesin dengan tangan, lihat dulu kiri kanan, ketika ada orang yang mencurigakan menunggu di belakang, secara halus akan saya tegur orangnya."
Nove / Tabloidnova.com