Rahasia di Balik Ramuan Madura (1)

By nova.id, Minggu, 20 Februari 2011 | 17:06 WIB
Rahasia di Balik Ramuan Madura 1 (nova.id)

Rahasia di Balik Ramuan Madura 1 (nova.id)
Rahasia di Balik Ramuan Madura 1 (nova.id)

""

Bedanya, pembuat jamu tradisional zaman dulu dalam proses pembuatan ramuannya tak pernah pakai patokan ukuran. Semua berdasarkan perasaan si pembuat saja. Misalnya, sejumput merica, atau tujuh lembar daun sirih, dan sebagainya. "Soalnya, zaman dulu tidak ada timbangan jadi semua mengandalkan perasaan," imbuhnya.

Saat ini, sudah tidak begitu lagi. Ibunda Fachruzah, Faidah Ismail (64), kerap menimbang setiap bahan racikan jamu. Setiap jumputan merica diukur besaran gramnya. Demikian pula dengan bahan lainnya. Catatan itu lalu dibukukan dengan rapi, kemudian dijadikan resep hingga saat ini.

"Dengan begitu, secara kualitas dari dulu sampai sekarang akan tetap terjaga," papar Fachruzah, yang memuji sang bunda yang meskipun berasal dari kampung tapi gemar membaca buku-buku ilmu pengetahuan, termasuk kesehatan.

Fachruzah yang memiliki darah Arab dan Cina ini juga menerangkan, penjual jamu tak sekadar harus bisa meracik berbagai macam jamu, tapi juga harus teliti ketika memilih bahan. Sebab, meski berbahan sama, tetapi kualitasnya bisa berbeda.

Daun sirih, misalnya. Semua orang tentu tahu bentuk fisiknya. Namun, seorang peracik jamu harus bisa membedakan daun sirih jenis temu urat dengan daun sirih biasa. Daun sirih temu urat memiliki khasiat lebih karena kandungan antibiotiknya sangat tinggi. "Orang awam tidak akan bisa membedakannya karena secara fisik sama. Tapi kalau diamati, sirih temu urat memiliki tujuh lajur tulang daun," papar Fachruzah, sambil menunjukkan selembar sirih yang dimaksud.

 Gandhi Wasono M / bersambung