Aneka Abon Tak Biasa Dari Cabai Hingga Jantung Pisang (2)

By nova.id, Kamis, 17 Februari 2011 | 17:08 WIB
Aneka Abon Tak Biasa Dari Cabai Hingga Jantung Pisang 2 (nova.id)

Aneka Abon Tak Biasa Dari Cabai Hingga Jantung Pisang 2 (nova.id)
Aneka Abon Tak Biasa Dari Cabai Hingga Jantung Pisang 2 (nova.id)

""

Aneka Rasa

Setelah berhasil menemukan formula abon cabai, Rita tak serta merta menjual karyanya. "Awalnya, kan, memang untuk konsumsi sendiri, jadi tidak saya jual. Cuma kadang-kadang saya bagi ke saudara atau teman," ujar Rita.

Setelah mulai banyak permintaan dari teman, Rita mulai berpikir untuk menjadikan abon cabai sebagai dagangan. Bermodal awal Rp 100 ribu, Rita membeli cabai, teri, ebi dan bumbu. Sementara alat produksinya hanya oven tua yang sudah lama ia miliki.

Mulanya, Rita membuat sekitar 10 kemasan atau 5 kg abon cabai. Produknya ini ia titipkan ke toko oleh-oleh milik saudaranya di kawasan Kyai Saleh, Semarang. Awalnya memang dagangan Rita tak dilirik orang. Tak putus asa, Rita mencetak flyer dan ditaruh di toko tempat ia menjual abon. Sebulan setelah upaya itu, baru terlihat hasilnya. Permintaan mulai berdatangan.

Seperti sambal yang bermacam-macam jenis, sambal kering milik Rita juga punya banyak cita rasa. Ada 6 rasa yang ditawarkan abon cabai Mooi. Rasa cabai merah teri, cabai merah ebi, cabai hijau ebi, cabai hijau teri, cabai merah original dan cabai hijau original "Dimakan dengan nasi hangat juga sudah enak, kok!" ujar Rita berpromosi.

Dari semua rasa tadi, abon cabai merah original yang paling diminati pelanggan. Rata-rata abon cabai Rita dibandrol Rp 29 ribu per 100 gram/botol atau Rp 69 ribu per 250 gram/kantong. Harga ini belum termasuk ongkos kirim ke daerah pemesan.

"Untuk abon cabai ebi saya jual Rp 32 ribu per 100 gram dan Rp 72 ribu untuk yang 250 gram. Lebih mahal karena bahan baku ebinya juga mahal," ungkap Rita.

Saat ini, penjualan abon Mooi sudah menyebar ke berbagai pelosok. Mulai dari Semarang, Surabaya, Malang, Pasuruan, Jember, Jakarta, Tangerang, NTB, dan NTT.

Penjualan ini meningkat tajam, terutama sejak Rita memutuskan berjualan lewat dunia maya. Mulai dari mengiklankan di situs-situs yang memberikan layanan iklan gratis sampai Kaskus dan blogspot.

Bila stok sedang menipis, Rita tak kelewat sering memasang iklan. Seperti beberapa saat lalu, ketika harga cabai naik, Rita sengaja membatasi produksi dan iklan.

 Laili Damayanti

Foto: Laili , dok pri.