Sesuai tekadnya, meski harga cabai terus melonjak, Atep tetap bertahan di harga semula, tanpa mengurangi bahan baku. "Memang ada penurunan omzet dan itu wajar karena sudah risiko berbisnis," kata Atep yang menjual piksetnya Rp 3.000 per bungkus dan Rp 13 ribu per kilogramnya.
Agar usahanya bisa tetap bertahan, Atep pun mengaku banyak belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. "Yang jelas, saya harus memperhatikan kualitas dan konsisten di rasa. Meski harga bahan baku naik, jangan sampai kualitas dikurangi, jadi Pikset saya tetap yang dicari."
Salah satu strategi Atep untuk mengurangi beban biaya yang terus meningkat, ia menggoreng Piksetnya menggunakan kayu bakar. Bahkan, rasa yang dihasilkan pun jadi lebih enak. Piksetnya pun bisa tahan sampai dua bulan bila disimpan di tempat tertutup, meski tanpa bahan pengawet.
Kini, Atep tinggal memetik hasil jerih payahnya dan sudah memiliki 8 karyawan. Dalam sehari, ia bisa meraup untung Rp 1,5 juta dan Rp 4 juta setiap Sabtu dan Minggu.
Nove