Di pengungsian yang baru, Yuli dan Raka yang semula berbaur dengan pengungsi lain, dipindahkan ke ruangan khusus ber-AC. Di situ ada puluhan bayi dan ibu menyusui lain. Sekitar jam 08.00, Surani-Yuli baru bisa mengisi perut dengan sebungkus nasi dan telur yang baru dibagikan. Sementara Raka makan bubur yang dibeli Surani di luar stadion. Surani pun perlu merayu Raka agar mau makan. Selain dapat nasi bungkus, mereka juga dapat jatah popok-sekali-pakai, biskuit, baju bayi, dan bubur kacang hijau.
Saat tiba waktunya mandi, Raka terpaksa hanya dibasuh handuk basah. "Kasihan Raka, tidak ada air hangat buat mandi. Padahal, di barak sebelumnya kami masih bisa masak air di dapur umum. Sekarang enggak bisa lagi," tutur Yuli sedih. Selain itu, "Alas tidur juga belum ada. Soalnya, tadi Raka enggak kebagian. Sudah kehabisan. Mungkin besok ada lagi," harap Yuli. Malam harinya, Raka mendapat jatah alas tidur plastik. Tak lama, Yuli dan Raka memutuskan untuk tidur bersama keluarga besarnya, meninggalkan ruangan khusus bayi dan ibu menyusui yang relatif lebih nyaman.
Surani-Yuli jugamengaku sudah hampir kehabisan uang. Mereka pun tak tahu akan ke mana kelak. Agar tak stres, Surani bertekad tak akan banyak melamun. "Harus tetap bersyukur," ujarnya dengan bijak.
Berbagi Untuk Pengungsi Gerakan Spontan Nan Mengharumkan
Bencana Merapi ternyata menggugah rasa kepedulian warga yang luar biasa dahsyatnya. Ketika mendengar pengungsi di Merapi dipindahkan ke Stadion Maguwoharjo, Sleman, banyak masyarakat berpikir sama, "Mereka akan sarapan apa, ya?" Sumbangan pun segera mengalir deras.
Rasa kepedulian yang tinggi telah menggugah warga untuk melakukan gerakan memberi nasi bungkus bagi para pengungsi. Rasa itu pula yang muncul di benak Kiki Vindian dan sejumlah ibu di RT 03/15, Kopenrejo, Maguwoharjo, Depok, Sleman. "Waktu itu langsung terpikir, setelah sampai di pengungsian yang baru, mereka akan sarapan apa, ya?," ujar istri Fajar Novemriano Putro alias Tommy, Ketua RT 03/15.
Rupanya beberapa ibu di RT 03 juga punya pemikiran sama. Maka sebagai istri ketua RT, Kiki langsung mengkoordinasi para ibu untuk membuat nasi bungkus. Bahan baku pun dikumpulkan dengan cara "saweran" dari ibu-ibu tadi. Ada yang menyumbang beras, bumbu, lauk, dan lainnya. "Pokoknya, swadana ibu-ibu di RT sini, deh."