Tak hanya seluruh siswa berseragam SMA, SMP, dan SD melainkan terlihat juga orangtua murid yang turut menjadi saksi atas perebutan tanah yang saat ini berdiri sebuah bangunan Sekolah Kristen Ketapang II.
Sejak pukul 09.00 WIB tadi, tim eksekutor yang berasal dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat sudah tiba di depan gerbang sekolah disambut oleh ratusan siswa yang sejak tadi membentangkan poster bertuliskan "Eksekusi Salah Lokasi" dan "Belajar Yes, Eksekusi No". Mereka berseru agar eksekusi bisa ditunda atau ditinjau ulang. "Kami cinta sekolah kami. Ini adalah rumah kami, tempat kami menuntut ilmu," ujar seorang siswa yang mulai menitikkan air mata saat mengetahui nasib buruk sekolahnya akan tiba, Senin (18/10) pagi.
Sampai saat ini, menurut pantauan tabloidnova.com, kuasa hukum yayasan Sekolah Kristen Ketapang II, Sheila Salomo, masih mengadakan negosiasi serta mendengar pembacaan putusan eksekusi. "Tanah ini milik kami, sudah kami pelihara sekian tahun. Ayo kita lihat sekolah ini. Kami jamin, kami tidak melakukan tindakan anarkis apapun," ujar salah satu ahli waris. "Tapi anak kami tidak bisa sekolah lagi pak," tutur salah seorang wali murid.
Okki