Babe Mimpi Seberangi Sungai (1)

By nova.id, Senin, 11 Oktober 2010 | 17:01 WIB
Babe Mimpi Seberangi Sungai 1 (nova.id)

Babe Mimpi Seberangi Sungai 1 (nova.id)
Babe Mimpi Seberangi Sungai 1 (nova.id)

"Pengacara Rangga B. Rikuser dan Ahmad Chair menjenguk Babe di tahanan PN Jakarta Timur sesaat sebelum sidang vonis (Foto:Eng Naftali) "

Mengutuk Diri

Tak mudah menjelaskan apalagi mencari pembenaran atas semua perbuatanku terhadap bocah-bocah lelaki yang tak berdosa itu. Biasanya, hasrat menyodomi mereka tiba-tiba saja muncul ketika melihat wajah tampan mereka. Tampan seperti Ardiansyah. Saat itu, tiba-tiba saja aku rindu kepadanya. Jika si bocah menolak jika kuminta melayaniku, kemarahanku langsung memuncak. Aku langsung mengambil tali rafia dan menjerat lehernya sampai lemas tak berdaya, baru kemudian kulampiaskan nafsu bejatku. Usai itu, biasanya aku menyesal.

Namun, apalah arti penyesalan itu karena aku selalu mengulanginya lagi, lagi, dan lagi. Sering aku bertanya, kenapa harus mengalami hal ini? Tak jarang pula aku mengutuk diriku sendiri. Terutama setelah menghabisi nyawa bocah-bocah itu. Aku terpaksa membunuh mereka karena takut mereka melapor ke polisi lalu aku ditangkap. Karena diburu rasa takut itu pula, aku memilih cara mutilasi demi menghilangkan jejak. Jujur, aku sering merenung, kok, bisa melakukan semua itu hingga berulang-ulang, ya?

Sita Dewi / bersambung