Curhat Istri Korban Perampokan Bank (2)

By nova.id, Rabu, 29 September 2010 | 03:45 WIB
Curhat Istri Korban Perampokan Bank 2 (nova.id)

Curhat Istri Korban Perampokan Bank 2 (nova.id)
Curhat Istri Korban Perampokan Bank 2 (nova.id)

"Inilah orang-orang yang mengakibatkan nyawa Abang melayang. Mereka tidak berpikir orang yang telah ditembaknya punya keluarga yang menuggu di rumah (Foto:IST) "

Waswas Masa Depan

Kepolosan, kejujuran, kesetiaan, kesopanan, dan tanggung jawab Abang adalah semua sifatnya yang aku sukai. Bapakku, Saut Satahi Hasibuan (58), pun amat menyayangi menantunya itu. Apalagi, sejak aku mengandung, perhatian dan kasih sayangnya kian besar terhadapku. Bahkan jadwal kontrol ke dokter pun, Abang yang ingatkan.

Abang juga sangat menyukai masakan tradisional. Apalagi buatan Mamakku. Ia akan makan lahap sekali bila disuguhi ikan asin dan gulai daun ubi tumbuk. Ia tak suka makanan cepat saji atau yang serba instan.

Ya, mengenang Abang memang tak akan pernah ada habisnya. Beruntung aku punya orangtua yang mau mengerti aku. Mereka banyak memberiku penghiburan. Kini, setiap ke kantor atau periksa kandungan, aku selalu ditemani Bapak.

Untungnya pula aku bekerja sehingga tak sampai harus menyusahkan orangtua atau keluarga lain. Memang, sih, setelah Abang wafat, aku mendapat santunan Tunjangan Kematian sebesar tiga bulan gaji, sumbangan dari Bhayangkari dan Kapolda Sumatera Utara, serta santuan duka dari Bank CIMB Niaga, yang totalnya Rp 40 juta. Uang itu aku depositokan untuk menghidupi dan membiayai sekolah anakku kelak. Namun, jujur saja, aku terkadang waswas dengan pekerjaanku saat ini. Nasibku tak mungkin bisa terjamin. Sewaktu-waktu aku bisa saja kena PHK bila perusahaan tak ada untung.

Aku berencana ingin mengajak tiga janda polisi yang kemarin tertembak dalam tugas untuk duduk bersama. Aku ingin kami berempat menemui Ibu Ketua Bhayangkari Sumatera Utara, Ny. Suryatningsih Oegroseno, agar mau memberi perhatian terhadap nasib kami. Aku ingin berkata kepadanya, "Bu Kapolda, aku ingin jadi PNS di lingkungan Polri." Aku ingin Bu Kapolda memperhatikan nasibku dan anakku.

Oya, aku pun sempat dijanjikan oleh Bapak Kapolda Sumut, bahkan ada suratnya. Dalam surat itu dinyatakan, bila anakku sudah besar dan ingin menjadi polisi, aku bisa memperlihatkan surat itu. Semoga beliau akan selalu ingat...

 Debbi Safinaz