Kisah "Perseteruan" Dua Bocah (1)

By nova.id, Senin, 13 September 2010 | 17:06 WIB
Kisah Perseteruan Dua Bocah 1 (nova.id)

Kisah Perseteruan Dua Bocah 1 (nova.id)

"Foto: Gandhi Wasono M "

Dua gadis cilik berseteru, ujung-ujungnya ke pengadilan. Katanya, gadis yang satu, sebut saja Melati, didorong lalu diinjak alat vitalnya oleh teman sekolahnya, Mawar (nama samaran). Akibatnya, tulang selangkangan Melati retak. Mawar membantah dituduh sebagai pelaku. Kedua orangtua pun saling berseteru dan akhirnya memilih jalur hukum.

Pulang sekolah, Melati (7) bolak-balik ke kamar mandi. Jelas saja ibu angkatnya, Ng Djoen Siong (51), curiga melihat kelakuan gadis cilik itu. Penasaran, Djoen mengintip ke kamar mandi. "Ternyata dia merendam pakaian dalamnya yang penuh bercak darah ke dalam ember," kata Djoen mengenang kejadian 25 Pebruari 2010 itu.

Dari "penyelidikan"nya, Djoen akhirnya tahu, kala itu Melati sudah bolak-balik ganti celana dalam. "Tapi darah segar terus saja keluar. dia jadi panik. Buktinya, beberapa celana dalam yang penuh bercak darah, dibuangnya di kolong tempat tidurnya," lanjut Djoen saat ditemui di kantor kuasa hukumnya, Joni Iwansyah, SH, MH, Jumat (27/8).

Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Djoen lantas memeriksa alat vital putrinya. Ia pun terkejut saat mendapati darah segar terus menetes dari alat kelamin melati. Dengan perasaan tak menentu, ia mencoba mengorek keterangan dari Melati. Entah karena takut dan panik, si kecil yang kala itu masih duduk di bangku kelas satu SDK Yohannes Gabriel, Surabaya, justru bungkam seribu basa.

Mengaku Salah

Setelah dibujuk-bujuk, diyakinkan, dan didekati dengan penuh kasih, akhirnya si kecil buka mulut. "Tadi waktu aku di sekolah, pas di depan kelas, badanku didorong Mawar. Setelah jatuh, iniku (Melati menunjuk alat kelaminnya) ditendang keras-keras sampai aku kesakitan," tutur Djoen menirukan celoteh Melati.

Tanpa buang waktu, Djoen membawa putrinya ke RS Adi Husada. "Karena lukanya serius, kami dirujuk ke RS Dr Soetomo, kemudian kembali lagi opname di RS Adi Husana. "Seminggu anak saya dirawat di situ."

Berdasar laporan Melati tentang siapa pelakunya, Djoen lalu menelepon Phan Ngit Hoe, ayah Mawar, untuk memberitahukan kejadian itu. "Hoe datang ke RS bersama Mawar dan berulang kali bilang, bersedia menanggung semua biaya pengobatan hingga Melati sembuh. Hoe juga mengakui, luka yang dialami Melati adalah akibat ulah anaknya. Dia malah enggak tega ketika saya perlihatkan sisa darah dari bekas luka Melati."

Tak cuma sekali itu, Hoe menyatakan kesanggupannya membiayai dan mengakui kesalahan. "Di depan pihak sekolah yang memediasi masalah ini, dia juga mengatakan hal serupa. Kalau Mawar, saat datang ke rumah, ya, diam saja. Namanya juga anak kecil."

Luka yang diderita Melati rupanya tidak ringan. Setelah dilakukan beberapa kali pemeriksaan, ternyata tulang selangkangannya retak. Terakhir, Melati ditangani Prof. dr. Bambang Prijambodo. Diakui Djoen, setelah sekian bulan menjalani perawatan, kemaluan Melati tidak mengeluarkan darah lagi. "Tapi, kok, belakangan ini berdarah lagi setiap kali dia buang air besar. Kalau buag air kecil, sejak kejadian itu, dia selalu merintih kesakitan."

Gandhi Wasono M / bersambung