Masjid Agung Al-Azhar yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sudah empat tahun berturut-turut menyediakan makanan untuk berbuka bagi jamaahnya. Menurut bendahara masjid, Fury Puji Antari, dua bulan sebelum Ramadan, Masjid Al-Azhar sudah melakukan tes makanan ke beberapa perusahaan katering. "Sistemnya tender, kami mencari yang cocok dari segi harga dan kualitas," terangnya.
Kriteria Al-Azhar menggaet rekanan katering adalah sanggup menyediakan 600 paket kue seharga masing-masing Rp 9.000. "Ada dua rekanan yang sanggup, CV Almond dan industri rumahan milik Ibu Lia Komariyah. Tiap boks berisi tiga kue plus es buah, kolak, atau puding, dan minuman. "Menunya ditentukan oleh katering, tetapi tetap kami supervisi."
Dana yang digunakan untuk menyediakan takjil, kata Fury berasal dari amal jariyah para jamaah. Tetapi, masjid juga menerima sumbangan dari warga, baik berupa uang, maupun makanan. Untuk menjaga kualitas makanan, Fury melakukan kontrol terhadap makanannya setiap hari. "Bila ada yang kurang, kami beri peringatan. Kalau sampai tiga kali mendapat peringatan, kami hentikan kerjasamanya."
Sejauh ini, 600 boks plus sumbangan masyarakat tak pernah bersisa tiap harinya. Tak jarang, justru kurang. "Andai 600 boks masih kurang, kami membagikan kurma. Sebab yang takjil di sini berbagai kalangan. Mulai dari kaum dhuafa, hingga pegawai-pegawai kantor yang lokasinya dekat dengan masjid," tutur Fury.
Sita Dewi/ bersambung