Aang bukanlah pria dewasa berbadan besar dan kuat, tapi remaja 12 tahun dan berkekuatan besar dengan seni bela dirinya yang tinggi. Yang menarik, Aang diperankan bukan oleh aktor laga Asia, tapi oleh Noah Ringer yang keturunan asli Amerika.
Gara-gara hal itu, Shyamalan, sang sutradara, sempat dikecam lantaran lebih memilih aktor bule. Ia bahkan sempat dituduh memihak ras Kaukasia dengan memberi peran-peran tokoh yang seharusnya dimainkan ras kuning kepada keturunan kulit putih. Ditambah lagi, akting Noah, kata kritikus film di Amerika, sangat tak mengesankan. Ekpresi dan dialog Noah dinilai hambar. Tapi ini sepertinya tak berpengaruh bagi penonton film ini, termasuk di Indonesia yang kebanyakan anak-anak. Dengan aksi-aksi superior yang disajikan, mereka menganggap film ini layak ditonton. Terlebih bagi mereka yang hobi menonton serial kartun ini. Untuk yang ingin merasakan aksi Aang yang lebih nyata, ATLA juga tersedia dalam format 3 Dimensi. Pasang kacamata, maka penonton akan bersiap merasakan sensasi berpetualang bersama Aang.
Sineas yang juga menyutradarai film Sixth Sense dan Signs ini harus menjejalkan serial sebanyak 20 episode (masing-masing berdurasi 30 menit) ke dalam film berdurasi 100 menit. Produksi yang memakan waktu 1,5 tahun ini sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia. Selain Noah, pemain yang juga bermain di ATLA, yaitu Jackson Rathbone (Sokka), Dev Patel (Zuko), Cliff Curtis (Firelord Ozai), Seychelle Gabriel (Princess Yue), dan masih banyak lagi.
Uniknya, judul asli film produksi Paramount Pictures ini sebenarnya adalah Avatar. Tapi, agar tidak rancu dengan film Avatar arahan James Cameron, maka judul lantas diubah menjadi Avatar: The Last Airbender. Rencananya film ini juga akan dibuat triloginya. Kita tunggu saja kelanjutan aksi Aang, ya!
Ester