Hari Raya Idul Fitri masih dalam hitungan minggu, namun jasa penukaran uang sudah mulai marak di Jakarta. Di hari kesebelas Ramadhan, menurut pantauan tabloidnova.com, sudah terlihat para pedagang musiman yang hanya berjualan selama bulan Ramadhan hinggal Idul Fitri tiba. Saat melintas di kawasan Matraman, Jakarta Timur, ada salah satu penjaja uang receh yang membuka lapaknya tepat di depan jejeran pertokoan.
Jasa penukaran uang ini sudah mulai marak sejak awal bulan Ramadhan, padahal biasanya baru ramai saat menjelang hari raya Idul Fitri. "Supaya orang-orang yang perlu, enggak usah antri untuk dapat recehan," kata salah seorang penjual jasa penukaran uang bernama Kurniawan, saat berbincang dengan tabloidnova.com di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (22/8) sore.
Lalu lintas yang ramai setiap harinya, membuat Kurniawan dan kakaknya berinisiatif untuk membuka lapak kecil sebagai alas tempatnya berdagang. Bulan Ramadhan tahun ini adalah kali pertamanya ia mengadu nasib dengan menjual jasa penukaran uang. Maklumlah, Kurniawan hanya seorang siswa SMA yang baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan. Makanya, ia memberanikan diri membantu kerabatnya untuk berdagang. "Uangnya saya tukarkan dari Bank Indonesia. Modal awalnya setahu saya Rp 6 juta," kata Kurniawan yang sempat turut mengantri saat menukar uang di Bank Indonesia itu.
Ada dua jenis uang yang dijajakan Kurniawan. Untuk uang kertas, ia mengemasnya dengan sebuah plastik bening dan tak lupa nominal diatasnya agar pembeli bisa langsung melihat. Sedangkan untuk uang logam, ia biarkan dengan bungkus hijau khas Bank Indonesia dengan nominal Rp 40.000 untuk setiap gulungnya. Dalam setiap plastik terlihat uang pecahan Rp 2.000 dengan nominal total Rp 200 ribu. "Nominalnya Rp 200.000, dan per bungkusnya saya jualnya Rp 240.000," kata Kurniawan.
Dari setiap penjualan, Kurniawan bisa mengambil untung sebesar Rp 5.000 saja. Pasalnya, saat ia menukarkan uang di bank, satu kantong Rp 200.000 dihargai senilai Rp 235.000 ribu oleh bank dimana Kurniawan menukar. Untuk pecahan yang agak besar, Kurniawan juga menjual uang Rp 5.000 dengan total nominal Rp 500.000 per bungkusnya. "Tapi yang banyak laku yang dua ribuan nih," tutur Kurniawan dengan logat Betawi yang kental.
Selama bulan Ramadhan ini, dikatakan Kurniawan, belum terlalu banyak orang yang berminat menukarkan uangnya. "Mungkin karena masih jauh lebaran ya," kata Kurniawan yang kesehariannya menganggur. "Tapi Alhamdulillah, dari kemarin sudah mulai ada yang laku, sehari bisa satu atau dua bungkus uang," kata Kurniawan yang membawa modal sebesar Rp 6 juta saat awal ia menukar uangnya ke bank. Tak lupa kurniawan pun menekankan bahwa ia menjamin bahwa uang yang ia jual adalah uang asli. "Ini asli loh mbak," katanya sambil tertawa.
Jasa penukaran uang memang mulai marak seiring datangnya bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Namun jangan sampai lupa untuk tetap berhati-hati terhadap penjaja yang iseng dengan menjual uang palsu atau menjualkan uang pecahan yang tak sama dengan label nominal yang dimaksud.
Okki