Rupanya, ibu-ibu di Murung Raya tak cuma antusias menambah wawasan soal masak-memasak. Pagi itu, mereka datang dengan dandanan yang rapi dan cantik. Entah kebetulan atau tidak, kulit warga Murung Raya tampak putih bersih. Hal ini ditangkap Ayu Isni Karim yang hari itu memberikan pencerahan soal padu-padan busana dan tips mengenakan kerudung.
"Prinsip berbusana itu tarik-ulur antara warna dan model," papar Isni mulai memberikan tambahan ilmu. "Saya lihat kulit perempuan di sini kebanyakan putih, jadi mengenakan warna apa saja bisa. Warna, memberikan efek yang besar dalam penampilan. Jadi, warna boleh apa saja, yang penting harus ada satu yang dominan. Tapi, jangan coba-coba memadukan warna-warna "debu" ya Bu. Misalnya, abu-abu kehitaman," lanjutnya.
Usai memberi tambahan ilmu padu-padan, Isni meminta seorang ibu maju untuk kemudian "dipaksa" dijadikan model pemakaian kerudung. Beberapa tips pemakaian kerudung segi empat pun diberikan. Kata Isni, yang terpenting sebelum mengenakan kerudung berbentuk segi empat yang lalu dilipat menjadi segi tiga, adalah pemakaian ciput yang adem di kepala. Pemakaian ciput yang tepat berfungsi "membingkai" bentuk wajah.
Lalu, kenapa sisi belakang kepala harus dibuat "gembung"? "Potongan baju muslim, kan, serba longgar. Jadi bila bentuk kerudung sisi belakang juga rata dengan longgarnya baju, akan terlihat aneh. "Konde" di balik kerudung itu fungsinya untuk menyeimbangkan bentuk tubuh bagian belakang," jelas Isni.
Rini Sulistyati/bersambung