Di malam Ade melahirkan, katanya, seisi keluarga ada di rumah. "Suami saya tidur sore karena capek pulang kerja. Saya juga enggak dengar suara apa-apa." Malam itu, Ade tidur dengan adik bungsunya yang cacat mental. Memang, katanya lagi, ia pernah curiga melihat tubuh Ade. "Kayak orang hamil. Bolak-balik saya tanya dan ajak ke dokter, dia selalu mengelak. Katanya, dia enggak sakit apa-apa." Kecurigaan itu akhirnya ia tepis mengingat selama ini perilaku putrinya baik-baik saja. "Sekolahnya pintar dan enggak pernah keluar malam. Makanya saya kaget, kok, jadinya seperti ini."
Dari mulut Ade pula, Jumaiyah tahu, ia digagahi kakak kelasnya saat SMP, Rah. "Kata Ade, dia dikasih minuman keras, setelah limbung kemudian diperkosa. Saya sangat berharap laki-laki itu segera tertangkap," katanya.
Selama menunggui Ade di RS, "Dia bolak-balik minta maaf karena sudah menyusahkan dan membuat malu orangtua. Saya tidak marah, malah terus membesarkan hatinya. Saya minta dia tetap sabar dan pasrah." Kini, lanjut Jumaiyah, "Saya enggak mau ingat-ingat peristiwa itu lagi kalau bicara dengan Ade. Sudah cukup penderitaan yang dia alami, saya tidak mau lagi mengungkit-ungkitnya," ujar Jumaiyah yang sudah berniat menguburkan jenazah cucunya di Malang.
Hingga Jumat lalu, Ade masih dirawat di RS dan akan segera dikonsultasikan ke psikolog mengingat kondisi jiwanya yang masih labil. Sementara Rah, pria yang diakui Ade sebagai ayah bayinya, masih dalam kejaran polisi karena ternyata sudah sejak dua bulan ini ia dicari-cari polisi setelah melakukan penganiyaan terhadap seseorang.
Gandhi M Wasono/ bersambung